-Happy Reading!-
"Happy Birthday to you... Happy Birthday... Happy Birthday... Happy Birthday Tara!"
Kilatan cahaya lilin yang menancap di atas lembutnya krim yang memoles manis bolu yang dicetak kotak itu semakin memperjelas binar sepasang mata kecoklatan.
"Tiup lilinnya dulu, sayang," instruksi wanita baya yang tangannya ditugaskan untuk membawa kue didominasi warna merah muda kepada gadis yang tubuhnya masih berbalut piyama diatas kasur.
Gadis itu mengangguk lalu segera menyingkap selimut tebal yang menutupi kakinya. Gerak tubuhnya yang merosot ke depan dimana di ujung ranjang kedua orang berbeda kelamin duduk membuat sedikit ranjang sedikit mengeluarkan bunyi decitan dari kayu ranjang.
Bibirnya di kerucutkan siap mendorong udara keluar. Kedua tangannya mengepal jadi satu dan kelopak mata pandanya terpejam.
'Semoga Mama dan Papa selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan.' Doanya dalam hati.
Fyuuuuhhh...
Lilin berbentuk angka satu dan tujuh yang saling berjejer tidak lagi mengeluarkan nyala api kecilnya menyisakan cahaya dari lampu kamar yang temaram.
"Selamat ulang tahun, sayang. Semoga kau selalu panjang umur dan diberikan kebahagiaan." Wanita yang berstatus sebagai ibu gadis itu memeluk hangat tubuh besar putrinya.
"Terimakasih banyak, Ma." Hadiah kecupan manis mendarat di dahi lebar miliknya setelah pelukan dilepaskan.
"Tara putri kesayangannya Papa sudah 17 tahun sekarang. Kau sudah besar, nak. Papa berdoa semoga kau selalu berbahagia dan selalu di berkati Tuhan." Tara melunak hatinya mendengar ungkapan kasih sayang dari sosok superhero sejak ia lahir itu.
"Aaahhhh... Tara menyayangi Mama dan Papa." Tara menghamburkan diri kedalam pelukan kedua orangtuanya yang menyambut hangat tubuhnya itu.
"Kami juga menyayangimu, nak." Mama Tara sibuk mengecup kepala putrinya penuh kasih sayang. Tidak kalah manisnya tangan besar papanya yang mengusap lembut rambut panjang Tara. Perlu diketahui juga kedua tangan Hendra- Papa Tara tidak pernah memberikan pukulan ataupun tindak kekerasan pada keluarga kecil mereka.
Tara menitikkan air matanya haru tanpa instruksi. Hatinya tersentuh dengan kenangan tujuh belas tahun selama ini yang membuat dia merasa begitu besar kasih sayang yang sesungguhnya dicurahkan semuanya oleh kedua orang tuanya kepada dirinya tanpa tuntutan.
"Tara berjanji akan menjadi anak yang lebih berbakti kepada Mama dan Papa dan Tara tidak akan mengecewakan kalian berdua," Gumam Tara yang wajahnya masih bersembunyi bahagia di balik tubuh kedua orang tuanya.
Tengah malam ini, tepatnya pergantian hari dari 21 Juni menuju 22 Juni usia Tara bertambah menjadi 17 tahun. Mari do'akan yang terbaik untuk jalan hidupnya.
Kraakk
Suara papan ranjang yang berderak menghentikan pelukan mereka kian dengan bertambah kerasnya bunyi. Ketiga makhluk hidup yang berada disana saling berpandangan. Sebentar kemudian gelegar tawa berpadu memenuhi kamar berukuran besar.
"Berapa berat badanmu bulan ini, Ra?" Tanya Estu- Mama Tara.
"Sepertinya turun setengah kilogram menjadi 87, Ma," jawab Tara polos.
"Semangat, nak. Mungkin sebentar lagi kau bisa kurus." Estu mengepalkan kedua tangannya menyemangati Tara.
"Mungkin saja kalau ada keajaiban yang dijatuhkan kepada ku." Tara menimpali dengan candaannya yang sebenarnya juga untuk menyemangati dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tubby, I Love You! (Selesai)
Teen Fiction"Jikalau tubuh yang terlihat jauh dari kata sempurna, maka hati yang ku rasa sangat dekat dengan kata luar biasa." -Jodhi Saga Ginanjar Prawira. "Tidak ada yang bisa aku sombongkan, tetapi tidak semua harus aku sesalkan." - Tara Aponi Beatrice * * *...