•Happy reading!•-Sepucuk Seroja-
Berkembang indah di tanah surga
Semerbak harum bagai candu jiwa
Molek warnanya mempesona
Mata mana yang tak manja enggan memalingkan muka?
Hinggap lebah tak kurangi rekahnya
Sepucuk Seroja dari IndiaKu siram selalu penuh cinta
Jauhkan dari jangkauan serangga
Merekah rindu yang selalu ku jaga
Sinaran matahari asmara
Lahirkan bibit unggul setiaMeski kadang kala hujan gelisah turun menimpa
Jarak membentang memisahkan raga
Perjuangan pantang menyerah demi meraih nirwana
Harapan bersama mengarungi benua
Hingga seribu purnamaMusim semi yang ku damba,
Mekarkan bunga Seroja merah
Datang menyapa setelah sekian lama badai menerjang asaAku selalu di sini
Menjagamu dari kumbang kelana
Tak ada niatan untuk pergi
Karena, dikau adalah pusat bahagia
(/¢,¢)/| • | • | • | • | • | • | • |
Sudah terhitung 3 hari Tara tidak masuk sekolah lantaran sakitnya. Seharusnya tidak perlu waktu selama itu untuk masa pemulihan jenis sakit biasanya begini. Apalagi selama sakit dia mendapatkan perawatan terbaik dari Papanya, Jodhi dan orang-orang terdekat lainnya yang mempercepat proses penyembuhannya. Tapi, salahkan mereka juga yang terlalu mengkhawatirkan Tara setelah keadaan itu dan memaksa gadis itu untuk tetap istirahat sementara waktu sampai-sampai benar-benar sembuh.Tiga hari tidak bertemu di sekolahan, Jodhi masih selalu menyempatkan waktunya sepulang sekolah untuk memastikan keadaan Tara.
Dan seorang Ayu harus menjadi korban menemani rutinitas Jodhi melepas rindu tersebut. Sebenarnya, Jodhi juga malas mengajak sepupunya yang selalu mengambil keuntungan banyak saat dia minta pertolongan itu. Selalu ada nilai tukar besar untuk mengajak Ayu. Jadi, siapa korban sebenarnya?
Semua itu terpaksa ia lakukan agar ia tidak terlalu canggung kalau ada Papanya Tara. Jodhi masih merasa diintai oleh Hendra saat dia datang ke rumahnya. Jadilah Ayu sebagai solusi agar Hendra tetap mengizinkannya main ke rumah Tara.
"Sore, Pak. Taranya ada?" Tanya Jodhi saat gerbang rumah itu sudah dibiarkan akses masuk oleh Pak Jauhari.
"Ada, kok. Ada. Nona Tara sedang berada di taman belakang. Silahkan masuk sajalah Mas Jodhi sama Mbaknya," jawab Pak Jauhari mempersilahkan.
"Terimakasih ya, Pak," balas mereka dalam waktu hampir bersamaan.
Tanpa membuang waktu keduanya berjalan memasuki halaman rumah. Belum sempat membuka pintu masuk, seseorang dari arah dalam sudah membukanya. Keluar seorang wanita hamil dari dalam rumah itu. Guratan wajahnya terlihat terkejut tidak beda jauh dengan milik kedua remaja itu. Ayu dan Jodhi sempat saling bertukar pandangan sesaat.
"Sore, Tante." Ayu membuka mulutnya memutuskan untuk menyapa terlebih dahulu wanita itu.
"S-sore. Temannya Tara, ya?" Tanyanya yang diiyakan oleh kedua remaja itu.
"Tara ada di taman belakang. Kalian masuk saja. Maaf, saya harus pulang. Jadinya tidak bisa menyambut kalian," ucapnya dengan secuil penyesalan.
"Tidak apa-apa kok, Tan," balas Jodhi.
"Kalau begitu, permisi," pamitnya yang berlalu terlebih dahulu meninggalkan Jodhi dan Ayu yang tengah menatapnya bingung.
"Tadi itu siapa?" Ayu menyuarakan penasarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tubby, I Love You! (Selesai)
Teen Fiction"Jikalau tubuh yang terlihat jauh dari kata sempurna, maka hati yang ku rasa sangat dekat dengan kata luar biasa." -Jodhi Saga Ginanjar Prawira. "Tidak ada yang bisa aku sombongkan, tetapi tidak semua harus aku sesalkan." - Tara Aponi Beatrice * * *...