41|| I Not Only Love You

149 21 25
                                    


•Happy reading!•

Bulan Desember masih terasa dingin
Memberikan sebuah kabar tidak diingin
Mercusuar terhalang kabut rindu
Tiada kuasa memperlihatkan pulau Jeju
Beruang kutub menutup mata di putihnya dinding salju
Jiwa mana yang akan peduli pada daku?
Daku yang membatu ditempa dosa
Kedinginan dalam api kecewa
Jiwa mana yang sudi memayungi daku?
Daku yang butuh atap tidak sekedar hamparan langit kelabu
~ Tara Aponi Beatrice.

:/)


Sabtu sore itu Tara meninggalkan habitat ternyaman kehidupannya. Bersama dengan Jodhi, dia berkecimpung dalam ramainya kehidupan pusat perbelanjaan. Suatu perkembangan baru dalam kehidupan Tara yang memiliki agenda menghabiskan malam Minggu selain untuk menonton drama di laptopnya.

Tetapi, Tara berada di keramaian ini tidak sepenuhnya untuk berkencan dengan Jodhi. Bahkan niat awalnya tidak tertera untuk itu. Dia meminta bantuan pada Jodhi untuk menemaninya membeli sebuah kado untuk menyambut kedatangan adik bayinya ke rumah. Setelah tiga hari mendapatkan perawatan, Elin telah diperbolehkan untuk pulang saat dirasa sudah pulih. Dan besok pagi mereka akan pulang. Tara bahagia untuk itu.

Tara itu tidak biasa pergi sendiri ke tempat umum. Dia membutuhkan orang untuk menemaninya menentukan tujuannya. Dan dengan siaga Jodhi menawarkan diri untuk menemaninya. Katanya, sekalian kencan malam Minggu.

"Bagaimana kalau ini?" Tara meminta pendapat pemuda itu dengan menunjukkan sebuah boneka beruang berukuran sedang.

"Kamu kira adikmu itu umurnya berapa? Apa ada bayi sudah main boneka? Belum waktunya dia untuk dibelikan mainan. Lagi pun, laki-laki tidak main boneka." Tara mengerucutkan bibirnya atas penolakan Jodhi untuk kesekian kalinya.

Tara sudah menunjukkan beberapa barang yang tersedia di toko perlengkapan bayi ini, tapi semua idenya ditolak oleh Jodhi dengan segala komentarnya itu. Dia sampai bingung sendiri harus membeli apa. Padahal, dari rumah sudah memiliki rencana mau beli apa. Tara itu jarang memberikan hadiah untuk siapapun, jadi dia tidak berpengalaman untuk itu. Jodhi juga tidak membantu untuk menyumbangkan ide.

"Baju ini terlihat lucu. Bagaimana menurutmu?" Tara beralih menunjukkan baju bayi berwarna biru muda dan hijau tosca dengan motif kartunya. Mata gadis itu berbinar seketika membayangkan tubuh bontot adik laki-lakinya itu akan terlihat imut jika memakai ini.

"Bayi itu cepat tumbuh. Baju itu hanya bisa dipakai sebentar oleh bayi. Jika, adikmu besar dia tidak lagi memakainya. Menurutku, bayi juga tidak memerlukan banyak pakaian. Lebih perlu popok dan kain gedong." Namun, lagi-lagi kesenangan Tara raip dipangkas oleh komentar Jodhi.

Tara akui jika apa yang Jodhi bilang itu benar adanya. Namun, yang benar saja harus serumit itu memiliki banyak pertimbangan hanya untuk satu kado?

"Kalau begitu, coba berikan ide untuk itu. Kita sudah menghabiskan setengah jam hanya untuk berkeliling seperti ini."

"Berikan saja yang menurutmu mereka butuh dengan benda itu. Sesuatu yang dapat bertahan lama dan bisa dikenang. Kamu tidak perlu memberikan sesuatu yang mahal untuknya saat ini, aku kira adik bayi lebih membutuhkan kasih sayang kakaknya daripada hadiah." Jawaban panjang lebar Jodhi belum memberikan petunjuk apapun untuk Tara.

Sudah jelas diketahui tidak ada benda yang abadi. Lagipula, Tara bisa membelikan yang baru sebagai hadiah selanjutnya di suatu saat nanti. Kali ini Tara hanya butuh hadiah yang berkesan.

"Bisa sebutkan contohnya?"

Pemuda yang Tara tatap itu menyunggingkan senyum kecilnya. "Kamu lebih tahu apa yang keluargamu suka dan butuhkan. Namun, menurutku apapun yang kamu berikan, mereka tetap akan menyukainya."

Tubby, I Love You! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang