Chapter 1 : The savior girl

371K 19.4K 3.5K
                                    

Sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat di sebuah tanah pemakaman yang sepi. Tak lama kemudian seorang pria berjas hitam turun dari kursi kemudi, membukakan pintu penumpang di belakang.

Seorang pria lain dengan tubuh tegap yang di balut oleh kemeja hitam serta kaki jenjang yang dilapisi celana hitam pula, turun dari mobil tersebut. Pria itu berjalan pelan lalu berhenti di depan batu nisan bertuliskan "Grace Wilkinson"

Ia memandangi batu nisan itu dengan tenang. Namun di dalam saku celananya, kedua tangannya terkepal keras. Grace Wilkinson adalah kekasihnya yang dibunuh satu tahun yang lalu.

"Abraham, kita tidak boleh lama-lama." Kata Adam, pria berumur lima puluhan yang merupakan orang kepercayaan ayahnya, Reagan Abraham Patlers yang kini bekerja sebagai tangan kanan Jay Abraham Patlers, anak kedua dari Reagan.

Dan hari ini, tepat satu tahun kematian Grace serta hari ini pula Jay Abraham Patlers akan dilantik sebagai pemilik Patlers Group yang baru.

"Para direksi sudah menunggu."

Kemudian Jay pun kembali menatap nisan itu dengan rahang sedikit menegang. Hatinya terasa sakit walau dapat disembunyikan dengan baik. Matanya tampak gelap di balik kacamata hitam tersebut. Tidak banyak yang tau tentang Grace. Bahkan tidak ada satu orang pun yang mengetahui hubungan Jay dengan wanita itu selain Adam.

Jay adalah pewaris utama Patlers Group yang otomatis memiliki banyak musuh diluar sana. Karena itu ia menyimpan dengan sangat rapat hubungan mereka.

Tapi siapa yang menduga ternyata Grace malah menjadi korban pembunuhan seorang psikopat gila yang tak lain dan tak bukan adalah adik iparnya sendiri yang kini berada di penjara.

Tak pernah terbayang oleh Jay.

Sama sekali tak pernah.

"Abraham." Adam kembali menegur sambil merapikan dasinya.

"Easy, Adam. Mereka akan menunggu."

"Bagaimana dengan ayahmu? Kau akan membiarkan dia menunggumu dengan keadaannya yang seperti itu?"

Adam benar. Reagan sudah sangat tua untuk menunggu terlalu lama. Selain itu, Reagan juga memiliki penyakit jantung kronis sehingga harus selalu berada dalam pantauan dokter dan berkutat dengan alat-alat penunjang kehidupan.

Jay pun berjongkok kemudian meletakkan satu buket bunga mawar putih di atas tanah kuburan itu sambil tersenyum tipis.

Apa kabarmu disana?

Are you smiling? I miss your smile.

I miss everything about you.

"Abraham. Kita harus pergi sekarang."

"Can you please stop talking, Adam?"

"Ini bukan hanya tentang masa depanmu, tapi masa depan perusahaan hari ini sepenuhnya ada di tanganmu."

Jay memandangi tumpukan tanah yang kini ditumbuhi rumput hijau itu.

Aku tak akan membiarkan tidurmu terganggu oleh cerewetan Pak Tua ini, jadi aku harus pergi.

I love you. Always, Grace.

Menghela napasnya pelan, Jay pun berdiri kembali lalu berbalik dan berjalan menuju mobilnya diikuti oleh Adam di belakangnya.

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi ketika mobil hitam itu meninggalkan tanah pemakaman dan bertolak ke gedung Patlers Group yang berada jauh dari tempat itu. Waktu tempuhnya kurang lebih sepuluh menit dan hal itu pula yang membuat Adam tampak kesal saat ini.

DANGEROUS DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang