Chapter 23 : The reason

169K 13.3K 1.3K
                                    

"Sepertinya kau baik-baik saja." Kata Sheena sambil memperhatikan kondisi Aaric yang terbilang cukup baik, bahkan tak memiliki lecet. Hanya sedikit lebam di bagian dahinya.

Kemudian Aaric menyibak sedikit rambutnya yang menutupi dahinya."Bagian ini terasa begitu nyeri."

"Oh nyeri itu akan hilang dengan sendirinya, kau hanya perlu mengompresnya dengan air." Sheena tersenyum ramah."Kalau begitu, permisi."

"Sepertinya baru kali ini ada dokter yang menolak pasien."

Sheena kembali berbalik, menatap Aaric yang masih saja menyunggingkan senyum tipisnya.

"Tak baik menolak seseorang yang sedang membutuhkan pertolongan, dokter Sheena."

"Begini, tuan." Sheena menghela napasnya."Kami memang ditugaskan untuk menyembuhkan pasien. Dengan kata lain kami dituntut untuk memberikan yang terbaik kepada pasien, dan yang terbaik untuk Anda adalah pulang ke rumah lalu kompres dahi Anda menggunakan air hangat."

Aaric terkekeh pelan."Apakah kau jenis dokter yang menolak untuk menyembuhkan pasien dengan luka ringan karena bayaran yang tak seberapa? Aku akan membayarmu berapapun yang kau minta. Sekarang kompres saja dahiku."

"Tapi bukan uang yang menjadi masalahnya karena jika Anda belum tau, aku adalah anak dari pemilik rumah sakit ini." Sheena lagi-lagi tersenyum singkat sebelum ia kembali berjalan meninggalkan pria itu.

Oh jangan lupa mood nya sedang tidak baik saat ini. Dan ada saja orang yang menyulut emosinya. Pertama, Abraham. Kedua, Judith. Ketiga, pria gila yang begitu manja. Hanya lebam bekas terantuk saja harus ke rumah sakit segala. Cih!

"Aku punya pengaruh yang cukup besar di Amerika." Suara Aaric kembali membuat langkah Sheena terhenti sebentar."Aku tak yakin rumah sakitmu ini akan selamat andai aku memberikan review yang jujur tentang betapa buruknya pelayanan disini."

Sheena berbalik dan tersenyum geram."Oh silakan saja. Kau bukan orang pertama yang kurang kerjaan dengan memberikan review tentang pelayanan kami. Justru kami membutuhkan kritik yang semacam itu untuk menjadi lebih baik ke depannya."

"Hm..."

"Apakah kau tau apa yang membuat kami masih menjadi rumah sakit terbaik di New York? Tentu saja kritikan-kritikan para pasien. Walaupun terkadang ada yang tak masuk akal seperti kau. Ayolah, jika kau mengkritik soal dokter yang tak memberi pelayanan tentang lebam ringan itu, komentarmu hanya akan menjadi lelucon bagi kami. Dan jika kau membuat fitnah, tentu saja itu akan balik menjadi boomerang untukmu sendiri. Kami tak segan-segan mengkasuskan orang-orang sepertimu."

Sheena mengangkat alisnya sebelah dan menunggu balasan dari Aaric atas pidato panjang lebarnya.

Dan pria itu hanya terkekeh geli.

"Kau sangat bersemangat." Ujar Aaric."Tapi kau terlihat tidak baik-baik saja. Apa yang terjadi padamu? Putus cinta?"

"Permisi, semoga lekas sembuh."

"I think like you, dokter Sheena." Ujar Aaric kemudian."Mungkinkah kita bisa minum segelas kopi sebagai awal yang baik."

"Awal yang baik?"

"Yap. Aku yakin yang tadi itu awal yang buruk."

"Kupikir tidak perlu ada awal apapun di antara kita."

"Tidak pernah ada yang tau apa yang akan terjadi selanjutnya di antara kita. Bisa jadi kita akan menjadi teman? Sahabat? Atau bahkan suami istri?"

Sheena tertawa lucu. Bicara apa laki-laki ini? Sepertinya dia memang terbentur dengan keras. Membuang-buang waktu saja.

DANGEROUS DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang