Chapter 2 : Do he has a wife?

252K 20K 3K
                                    

"Sheena de Angelo." Ucap Jay."Nama yang bagus."

Semburat merah semakin terlihat. Sheena pun reflek menyentuh pipinya dan menatap malu ke lantai. Ah ini bukan pertama kalinya ia mendapat pujian dari laki-laki. Bahkan dapat dikatakan putri semata wayang pemilik Lenox Hill Hospital, dokter Franciss de Angelo itu punya segudang pria yang terus memberikan perhatian padanya.

Tapi...

Entah kenapa jantungnya hanya berdebar saat Jay memujinya seperti tadi. Tentu, karena bagi Sheena Jay adalah pria yang begitu tampan dan punya daya tarik sensual yang cukup tinggi.

Oh astaga! Sheena kau sudah gila? Kau harus berhenti tersenyum!

Sheena pun berdeham lalu membenarkan ekspresinya."Terimakasih, dan namamu siapa?"

Jay masih menatap Sheena yang berusaha terlihat biasa saja. Namun Jay tau betul bahwa gadis di depannya ini sedang tertarik padanya. Ah Jay ingin tersenyum tapi yang ia lakukan malah memakai kembali kacamatanya lalu berjalan menawan ke arah pintu.

Sheena mengerutkan dahinya heran."Tuan, apa kau tak punya nama? Bukankah aku harus tau nama orang yang sudah kuselamatkan dari kematian?"

Gadis itu mengikuti Jay di belakang, masuk ke dalam elevator. Oh astaga, mereka hanya berdua saja di dalam elevator, berdiri berdampingan. Sheena sangat gugup kini apalagi ketika ia melihat pantulan mereka di dinding.

Jay punya tubuh yang sangat menggoda. Bahunya bidang, rahangnya tegas dengan rambut-rambut tipis di dagunya. Hidung yang begitu mancung dan rambut berwarna coklat tua yang menambah kesan maskulin seorang pria. Astaga, Sheena bertanya-tanya bagaimana cara Tuhan menciptakan sosok yang seperti ini?

"What are you looking at, Ms. de Angelo?" Jay menoleh pelan pada Sheena yang terus memandanginya.

Bola mata Sheena menembus ke balik kacamata Jay dan ia lagi-lagi menelan ludahnya. Suara pria ini terdengar begitu rendah dan serak dan seksi dan... dan...

"Apa ada yang salah dengan wajahku?"

"Eh? Tidak tentu tidak ada yang salah!" Sheena tertawa canggung sambil memindahkan matanya.

Huh bagaimana bisa ada yang salah dengan wajahmu? Itu sangat sempurna!

Sheena sepertinya butuh air putih yang banyak untuk menetralkan kegugupannya.

"Apa kau benar-benar tak berniat bunuh diri tadi?" Tanya Sheena kemudian."Entah mengapa aku seperti tak percaya. Ayolah, siapa yang pergi ke rooftop untuk bersenang-senang."

"Siapa yang mengatakan aku akan bersenang-senang?"

"Lalu apa yang kaulakukan sendirian disana? Kau berdiri di tepi. Bahkan angin pun bisa menerbangkanmu ke bawah."

"Terbang itu ke atas, bukan ke bawah."

"Yah intinya begitu."

Seulas senyum kembali terukir di wajah Jay. Oh gadis ini ternyata tipe gadis yang banyak bicara.

"Benar kan? Kau punya rencana untuk bunuh diri?"

"Kenapa kau berpikir aku akan bunuh diri, Ms. de Angelo?"

"Bisakah kau memanggilku Sheena saja? Aku tak suka nama belakangku." Sheena berkata sambil tertawa pelan.

"Kenapa kau berpikir aku akan bunuh diri, Sheena?"

Oh astaga. Cara Jay mengucapkan namanya membuat Sheena merinding.

"Y-Ya... seperti kataku tadi, sudah banyak orang yang melompat ke bawah. Kau tau bagaimana rasanya saat kau menerima pasien dengan kepala pecah atau tubuh yang hancur?" Sheena bergidik."Bayang-bayang mereka akan terus berputar di dalam kepalaku selama berhari-hari."

DANGEROUS DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang