Flashback :
"Dad, Abraham kena pukul lagi!" Seru Aaric sore itu. Reagan yang tengah menyesap kopi pun menatap kedua putranya yang tengah memasuki ruang keluarga.
Reagan dapat melihat wajah Abraham penuh memar bekas pukul. Laki-laki enam belas tahun itu pun tak berani menoleh pada ayahnya, ia segera berbelok dan menaiki tangga menuju kamarnya.
"Abraham come here." Kata Reagan pelan.
Langkah Abraham pun seketika berhenti. Jantungnya berdetak tak beraturan. Ia tau dari nada ayahnya, pria itu sedang marah besar. Bukan ini pertama kalinya Reagan marah besar padanya.
"Apa kau tak mendengarkanku, Abraham?"
"Reagan sudahlah—"
"Tidak Sky." Potong Reagan."Dia harus memberitahuku kenapa lagi dan lagi pulang dalam keadaan seperti itu."
Sky menggenggam tangan suaminya, menggeleng pelan, seolah mengisyaratkan untuk tidak melakukan apapun yang sedang ada di dalam otak Reagan saat ini.
Tapi Reagan menghempas tangan Sky pelan, lalu memberikan senyum tipis sebelum ia berjalan menghampiri Abraham yang kini tampak mundur selangkah dengan wajah ketakutan.
"Dad—"
BUGH!
Sebuah tonjokan menghantam rahang Abraham dengan sangat keras. Darah langsung keluar dari sudut bibir Abraham. Sementara Sky memekik histeris namun ia tak mampu melakukan apapun selain memeluk Aaric dan Alaric.
BUGH!
Sekali lagi tonjokan Reagan mengenai rahang Abraham sampai tubuh Abraham tersungkur di tangga.
"Bangun, boy. Balas pukulanku."
"Dad aku tidak mungkin memukulimu—"
"Why not? Aku menonjokmu dengan sangat keras. Ayo pukul aku." Reagan menggeram dengan rahang mengeras.
Tapi Abraham masih saja tak bergerak, membuat Reagan semakin geram. Ia kemudian datang lalu mencengkram kerah kemeja Abraham, menatap putranya dengan mata gelap. Rahang Abraham bergetar. Ketakutan melandanya.
"Kau menangis? Seorang laki-laki menangis? Lelucon macam apa itu? Apakah kau bocah? Kau sudah dewasa, god damn it!" Geram Reagan."Kau pewaris utama sebuah perusahaan paling besar di Amerika. Pikirkan apakah kau bisa menjalani perusahaan ini jika menjadi pria lemah seperti ini?"
BUGH!
"Balas aku, Abraham. Pukul aku!" Teriak Reagan marah. Abraham yang kembali tersungkur pun menutupi wajahnya dengan tangan yang gemetar.
"Dad please—"
"Fuck! Sky apakah kau melahirkan seorang laki-laki dengan jenis kelamin perempuan?"
"Reagan... cukup..." Sky sudah terisak tak berdaya.
"Dia hanya berani melawan Freya. Tapi saat berhadapan dengan para laki-laki dia tak dapat melakukan apapun. Bagaimana aku bisa menyerahkan Patlers Group untuk orang seperti ini?"
Tangan Reagan semakin terkepal melihat sosok Abraham yang masih diam dan gemetaran.
"Kita punya banyak musuh diluar sana. Bocah-bocah pengganggu itu bukan apa-apa. Tapi kau tak bisa mengatasinya? Bagaimana caranya kau dapat melindungi dirimu saat kau memimpin perusahaan nanti?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS DESIRE
RomanceThe Patlers #2 ( Abraham & Sheena ) Jay Abraham Patlers adalah pewaris utama perusahaan tambang minyak terbesar Amerika, Patlers Group yang memiliki aset di setiap sudut dunia. Pria tiga puluh lima tahun itu memiliki watak dingin, pembawaan yang ten...