Chapter 33 : Beautiful desire

172K 14.3K 2.7K
                                    

Mata Abraham terus memandangi bola mata sendu Sheena, mencoba mencari tau apa yang sedang wanita itu pikirkan. Apakah Sheena akan menerima Maxime? Atau Sheena akan meninggalkannya? Abraham pun tak dapat melakukan apapun selain terus menonton air mata Sheena yang mengalir ke pipi mulusnya.

Abraham tau Sheena pasti terkejut dengan ini semua jadi ia akan memberi waktu pada Sheena untuk memikirkannya. Mungkin Sheena bahkan sedang berpikir untuk mengakhiri hubungan mereka dan memilih untuk mencari laki-laki lain. Tidak, Abraham tak ingin memikirkan itu. Keputusan ini sudah benar, memberitahu segalanya pada Sheena. Ia tak tau kenapa dirinya melakukan itu. Bagaimana kalau Sheena berkhianat? Bagaimana kalau Sheena tak berbeda dari Grace? Seorang wanita jalang gila harta yang Abraham percaya sepenuh hati, seorang sahabat, dan seorang kekasih. Ibu dari Maxime. Ibu dari anak yang begitu ia sayangi.

Keparat.

Sheena menatap Abraham dengan mata sendunya, mencoba memahami semua ini. Sheena hanya tak pernah menduga bahwa Abraham memiliki seorang anak walaupun bukan anak biologisnya. Tapi Sheena dapat melihat betapa cintanya Abraham pada Maxime. Seperti seorang ayah pada anaknya. Oh Sheena tak pernah merasakan kasih sayang dari seorang ayah tapi lewat Abraham ia dapat melihat hubungan yang begitu kuat antara pria itu dengan Maxime.

"Dimana ibunya?" Tanya Sheena pelan.

"Meninggal dunia."

"Apakah... kau membunuhnya?"

"Aku ingin membunuhnya saat aku mengetahui kebenaran itu tapi aku tak dapat melakukannya." Abraham berkata."Maxime sangat mencintai Grace."

"Tapi kenapa dia meninggal?"

"Someone killed her."

"Why?"

"I dont know."

"Dan dimana ayahnya?"

"Setelah kematian Grace, dia pergi entah kemana. Aku tidak tau tapi dia sepertinya takut aku akan membunuhnya." Abraham kemudian tertawa geram."Aku memang sangat ingin memenggal kepala keparat itu tapi aku tak dapat melakukannya. Dia masih lah adikku."

Sheena terdiam menatap wajah Abraham yang penuh dengan kesakitan dan penyiksaan.

"Tapi sekarang dia ada disini. Di Manhattan." Abraham melanjutkan.

"Apa dia mencarinya?"

"Hm."

"Dan kau menyembunyikan Maxime selama ini? Di tempat ini?" Sheena mengerutkan dahinya.

"Apakah kau pikir aku akan menyerahkan Maxime pada Aaric begitu saja?"

"Aaric—"

"Adikku, ayah kandung Maxime."

Sheena mengerjapkan matanya sambil menelan ludahnya. Sungguh, drama keluarga ini membuat Sheena pusing. Ia pun berdiri dari ranjang, berjalan ke arah jendela sambil memegangi pelipisnya.

Ia tak tau harus berbuat apa sekarang.

"Sampai kapan kau akan terus mengurung Maxime?"

Abraham berdiri, menatap Sheena lama. Oh dia pun tak tau sampai kapan dirinya akan mengurung Maxime. Ia tak punya jawabannya.

DANGEROUS DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang