Chapter 25 : All he wants is her body

173K 13.6K 2.3K
                                    

Sheena terduduk di kloset sambil memandangi benda yang sedang ia pegang saat ini. Tangannya lemas setelah muntah tadi pagi. Dan entah kenapa dirinya mengikuti saran Judith untuk melakukan tes kehamilan.

Oh god!

Kedua tangannya reflek memegangi pelipis sambil matanya terpejam. Tak lama kemudian ia pun menghela napas lalu membuang testpack ke dalam tong sampah sebelum berdiri dan berkumur-kumur. Pikiran Sheena melalang buana, jantungnya berdegup kencang. Dan lututnya lemas. Lalu ia menatap cermin.

Semuanya akan baik-baik saja. Ucapnya dalam hati sambil mengusap pelan perutnya.

Sementara di sebuah ruangan yang tampak remang-remang, seorang wanita telanjang pun tampak tengah mendorong dada seorang pria ke ranjang. Wanita itu menggigit bibirnya sensual sambil menaikkan sebelah kakinya ke tepi ranjang, seolah memamerkan benda yang ada di selangkangannya. Lalu tangannya mulai bergerilya membuka kancing kemeja pria itu satu persatu.

"Kau sudah mengeras." Desis si wanita saat tangannya meremas kejantanan Abraham yang memang sudah keras.

Wanita itu berhasil menanggalkan kemeja Abraham hingga dada yang terpahat sempurna itu pun tampak mengkilap seksi di bawah cahaya. Si wanita merasakan denyut di kewanitaannya yang sudah basah sejak pertama kali Abraham memboyongnya ke dalam kamar.

"Bagaimana bisa kau terlahir menjadi sangat sempurna, Abraham."

Mimpi apa ia semalam hingga keinginannya untuk memiliki Abraham Patlers sebagai kliennya terkabul. Ah dia masih tak menyangka diberi kesempatan untuk memuaskan pengusaha paling hot ini. Wanita seksi itu merengkuh wajah Abraham, tak sabar merasakan manisnya bibir pria tampan yang selama ini hanya dapat ia lihat di televisi.

"Siapa yang mengizinkanmu melakukan itu?" Geram Abraham dengan nada pelan namun tegas, sebelum wanita itu sempat menempelkan bibirnya.

"Oh." Wanita itu pun menjauhkan kembali wajahnya, ekspresinya jelas kecewa."Apa kau tak ingin melakukan foreplay? Akan lebih nikmat jika aku basah dulu."

"I know you already wet."

Abraham menatap tajam si wanita. Bahkan tubuh telanjangnya yang indah itu tak menarik lagi baginya. Pikirannya berkecamuk. Sudah satu minggu ia menetap di kapal pesiar ini, mengelilingi lautan, mencari kedamaian yang tampaknya tak pernah diciptakan untuk Abraham.

"Baiklah kalau begitu." Kata si wanita dengan kikuk."Aku akan membuka celanamu."

Ia berjongkok lalu melepaskan tali pinggang Abraham, sebelumnya wanita itu sempat mencuri kesempatan untuk mengelus dada Abraham namun tangannya segera di cekal oleh Abraham.

"Jangan lancang." Abraham berkata lewat sela-sela giginya lalu menghempaskan pergelangan tangan si wanita dengan sedikit kasar.

Abraham mendongakkan kepalanya sedikit sambil menopang tubuh di kasur menggunakan tangannya. Ia memejamkan mata lalu menghela napas pelan. Tak lama kemudian ia menyambar kemejanya lalu berdiri, membuat si wanita yang baru saja hendak menurunkan ritsleting Abraham pun tersentak kaget.

"Apa aku berbuat salah—"

"Thank you for tonight."

"Aku bahkan belum melakukan apa-apa." Si wanita itu tertawa heran.

"Karena itu aku berterima kasih."

DANGEROUS DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang