Chapter 20 : You make me crazy

209K 14.1K 1.7K
                                    

Keesokan paginya, Abraham berdiri dengan kedua tangan berada di dalam saku celana kerjanya yang berwarna dark grey, nyaris hitam. Lengan kemejanya tampak di gulung sampai siku sementara dasinya masih bertengger rapi di lehernya, menandakan bahwa dirinya baru saja tiba di apartemen mininya yang terletak di sebelah selatan kota Manhattan. Tempat yang begitu terpencil dari keramaian kota.

Entah sudah berapa lama dirinya berdiri menatap foto Grace di dalam ruangan itu. Wanita itu tampak begitu ceria di dalam frame berwarna emas. Namun berbeda dengan Abraham, entah kenapa setiap kali ia menatap foto itu, hatinya bagai disayat oleh rasa sakit yang menghujam.

Rasa sakit dan kemarahan yang bercampur menjadi satu. Kemudian ia menggeram sambil memejamkan matanya sebentar, mencoba menghilangkan semua bayang-bayang menjijikkan.

Tangannya terkepal di dalam saku.

Abraham menyentuh foto itu, menelusuri bingkainya dan tak lama kemudian ia mencopotnya dari dinding. Abraham meletakkan foto itu di dalam sebuah kotak besar di gudang, kemudian mengunci kembali pintunya.

"Daddy? Kemana foto momny?" Suara anak kecil yang khas dari Maxime pun mengagetkan Abraham.

Maxime berdiri di depan dinding yang tadinya tergantung foto ibunya, wajahnya mengerut heran.

"Dia menyuruh daddy untuk mencopotnya."

"Apa daddy bicara dengan mommy?" Maxime tampak sumringah."Apakah aku juga boleh berbicara dengan mommy?"

"Tidak Maxie, dia sangat sibuk. Tapi dia mengatakan bahwa dia mencintaimu."

Maxime mendengus, lalu ia pun mendekat pada Abraham."Mommy orang yang jahat."

"Kenapa kau berkata begitu?" Abraham menegangkan rahangnya lalu berjongkok dan memindai ekspresi kecewa yang ada di wajah Maxime.

"Olivia mengatakan mommy orang yang jahat."

Abraham mengalihkan matanya pada sosok nanny bernama Olivia itu, yang kini tampak tersentak kaget menerima tatapan elang dari tuannya. Ia menggelengkan kepalanya takut.

"Apakah itu benar, Olivia?"

"A-Aku... tak bermaksud mengatakannya tuan..."

"Lalu apakah Maxime sedang membohongiku?"

"T-Tidak..."

"Maxime tidak berbohong?"

Olivia menelan ludahnya susah payah saat ia melihat wajah marah sang tuan.

"Apakah aku harus mengulangi pertanyaanku?"

"Maxime... tidak berbohong..."

"Lalu itu benar? Bahwa kau mengatakan ibunya adalah orang yang jahat?"

Keringat mulai mengucur deras dari kening Olivia. Terlebih ketika Abraham bangun dan berdiri menjulang, mengintimidasi bak seekor serigala yang begitu berkuasa.

"Kau tak seharusnya mengatakan itu pada seorang anak kecil yang sedang merindukan ibunya, Olivia."

"M-Maaf tuan aku tak bermaksud sama sekali."

"Now follow me."

Abraham melewati Olivia dan gadis itu semakin gemetaran. Bahkan kakinya terasa di paku di lantai sehingga ia tak dapat bergerak. Oh tidak ada yang tidak tau seperti apa watak Abraham. Sekitar sebulan yang lalu, Olivia harus menyaksikan proses eksekusi seorang supir yang lalai memberikan selai kacang pada Maxime hingga menyebabkan bocah itu alergi dan harus di rawat di rumah sakit.

DANGEROUS DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang