Chapter 29 : Until he met her

193K 14.5K 2.6K
                                    

Bibir itu terus berpagutan seolah tak ingin lepas sama sekali. Abraham meletakkannya tubuh Sheena di atas meja makan dan Sheena masih saja melingkarkan kakinya di pinggang Abraham. Cuaca yang begitu dingin mendadak berubah menjadi panas. Hanya terdengar suara perciuman yang tak kunjung selesai.

Sheena kembali meremas-remas rambut Abraham. Kedua anak manusia itu kembali di terjang ombak birahi hingga tak dapat berpikir jernih sama sekali.

Hanya ranjang yang mereka butuhkan sekarang.

Tangan Abraham mulai menyusup ke dalam tank top hijau muda yang dikenakan Sheena lalu meremas payudara wanita itu dari balik bra tipis yang membungkus ketat gunung kembar kesukaan Abraham.

Ah shit. Tangan Abraham penuh oleh daging kenyal itu. Seolah ukuran payudara Sheena memang diciptakan pas untuk tangan Abraham.

Goddamn.

Selesai dengan bibir, Abraham mulai mengecup rakus leher Sheena. Tak ada jeda disana.

"Mmhh... Abraham..." lenguh Sheena sambil memejamkan matanya. Detik berikutnya Abraham kembali menyambar bibir Sheena, melumatnya tak puas-puas.

Oh bibir manis ini... Abraham sangat candu.

Ia terlihat seperti orang tak pernah berciuman karena rasanya tak puas-puas melakukan itu. Abraham sendiri tak mengerti kenapa dirinya selalu menginginkan Sheena.

Sekarang...

Sheena dapat merasakan kewanitaannya mulai basah dan berkedut, seolah minta dimasuki. Oh god, gairahnya sungguh berapi-api, membakar saraf sadarnya. Orang bilang, saat hamil, libido seseorang pasti akan meningkat bukan? Begitu pula yang dialami oleh Sheena. Mungkin. Salahkan saja kehamilan itu!

"Aaahh..." Sheena mendesah dan menggigit bibirnya kuat ketika jari nakal Abraham memainkan putingnya, mengusap lalu menekannya lembut.

Oh god.

"Putingmu sudah sangat siap untuk dihisap." Desis Abraham nakal di telinga Sheena.

Kemudian saat Sheena membuka matanya, ia dapat melihat Abraham sudah menunduk dengan senyum begitu menggoda, menarik lepas bra yang dikenakan Sheena.

Damn it! Mata Abraham menggelap. Betapa indahnya payudara itu. Lama sekali ia tak menyusu. Abraham haus, tak tunggu lama ia segera menyusu bak bayi yang begitu kelaparan.

"Aahh... please..." Sheena sampai harus memegang ujung meja untuk menahan kenikmatan dari bibir basah dan lidah nakal Abraham di putingnya.

"You are so beautiful, honey." Erang Abraham.

Permainan dari bibir dan lidah Abraham turun sedikit demi sedikit ke perut Sheena, berhenti di pusar. Dengan tangannya, Abraham mulai membuka ritsleting hot pants Sheena, menariknya ke bawah sekaligus dengan celana dalamnya.

Keparat.

Mawar merekah yang begitu Abraham rindukan kini berada tepat di depan wajahnya.

"Naikkan kakimu ke pundakku." Perintah Abraham sambil mengangkat kaki Sheena yang menggantung di meja ke pundaknya.

"Abraham— aaah..."

Lidah itu langsung menyambar bibir kewanitaannya Sheena yang mulus, melumatnya ganas.

"Kau banjir sayang."

"Ya..."

Sheena bisa gila. Sungguh, kewanitaannya terus berkedut dan bergetar merasakan hisapan yang begitu luar biasa nikmatnya.

"Abraham... hhh... lebih dalam..."

"Lebih dalam hm?"

Sheena mengangguk. Matanya terpejam dan mulutnya terbuka. Abraham tersenyum miring sambil menjulurkan lidahnya lebih dalam, seolah ingin mencecap sampai ke ujung.

DANGEROUS DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang