Chapter 15 : Wake up soon, honey

188K 16.7K 1.9K
                                    

Keparat!

Abraham keluar dari ruangannya dengan cepat. Ia menyambar kunci mobil lalu menuruni tangga setengah berlari.

"Lacak dimana posisi mereka." Kata Abraham pada Marcus yang sedang melakukan panggilan telepon.

"Aku sudah melakukannya."

Bagus. Batin Abraham."Jadi dimana mereka?"

"Apa Anda akan datang sendiri kesana?" Tanya Marcus tak percaya.

"Dimana mereka?" Abraham sudah sampai di depan Lamborghini nya, menunggu Marcus memberitahu lokasi Sheena.

Tangannya tampak mencengkram kunci mobil dengan kuat, menandakan emosinya sedang berada di puncak.

"Mobil mereka mengarah ke utara Manhattan."

Abraham langsung masuk ke dalam mobilnya, disusul oleh Marcus yang segera duduk di bangku penumpang. Detik berikutnya mobil hitam pekat itu sudah melaju dengan kecepatan di atas rata-rata membelah jalan.

Tangan Abraham mencengkram kuat setir, matanya menatap lurus-lurus ke depan. Di dalam kepalanya api berkobar, membakar seluruh akal sehatnya.

Keparat. Keparat.

Beraninya keparat itu menyentuh Sheena-ku.

Ah gadis itu memang bikin sakit kepala. Sifat keras kepalanya membuat Abraham cukup marah. Karena Abraham tau ada yang tidak beres dengan Kevin Clenn. Bukan perkara cemburu semata. Hei seorang Abraham tak mungkin cemburu pada pria seperti Kevin. Bukan tandingannya sama sekali. Hanya saja Abraham tau isi kepala Kevin sehingga ia ingin Sheena menjauhi pria itu. Sejauh yang Abraham tau, Kevin punya catatan kriminal.

Pria itu pernah melakukan pelecehan seksual pada anak di bawah umur saat ia masih remaja.

"Dimana mereka sekarang?" Tanya Abraham kemudian.

Marcus terus memandangi layar ipadnya, pada titik merah yang bergerak."Mereka menuju hutan Harriman, sekitar 30 mil di sebelah utara Manhattan."

Abraham menekan pedal gas nya dalam-dalam hingga kecepatan mobil kini nyaris mencapai kecepatan maksimal mobil itu sendiri. Lamborghini itu bagai terbang, meliuk-liuk menghindari mobil-mobil di jalanan kota. Abraham mengabaikan semua klakson dari mobil-mobil yang marah.

Kemudian dia mengerang saat mendengar sirine polisi di belakangnya.

Keparat.

Abraham menekan benda kecil di telinganya, menunggu beberapa detik sebelum ia bicara.

"Franklin, suruh polisi-polisi itu menyingkir. Jangan menggangguku."

"Tuan Abraham kecepatan Anda sudah di atas rata-rata. Apa ada masalah?"

"I need you to stop them right now."

Abraham melirik ke kaca, pada mobil polisi yang saat ini masih mengejarnya tapi tak lama kemudian mereka pun melambatkan kecepatan dan mematikan sirene.

Mata Abraham kembali ke depan.

Sialan. Rasanya mobil bergerak bagai siput. Abraham masih lumayan jauh dari lokasi. Kemudian ia pun kembali menambah kecepatan mobilnya hingga Marcus harus berpegangan dengan sangat kuat serta memejamkan matanya.

Fuck.

Abraham sangat amat marah. Kemarahan yang meronta-ronta di dalam dirinya menggelapkan segalanya.

DANGEROUS DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang