Rahang Abraham terasa sangat nyeri saat ini. Bahkan ia tak dapat makan dengan baik saat menghadari pertemuan makan siang dengan rekan bisnisnya. Oh wajah tampan itu agak sedikit membiru di sebelah kanan. Namun Abraham tak mempedulikan itu. Toh ia masih tetaplah begitu sempurna. Abraham fokus pada perbincangan bisnis sambil sesekali tertawa pelan.
Namun begitu, otaknya tak berhenti memikirkan Sheena. Oh gadis itu. Gadis yang sangat pemberani. Siapa yang berani melawan seorang Abraham Patlers hm?
Bahkan bayang-bayang Sheena mengacungkan jari tengahnya membuat Abraham menggelengkan kepalanya sambil tertawa rendah.
"Abraham? Ada apa?"
"Tidak ada apa-apa. Silakan lanjutkan." Abraham berkata sambil mempersilakan rekannya untuk melanjutkan makan siang mereka.
Oh sepertinya akan ada urusan baru di antara kita berdua, dokter Sheena.
Senyum tipis tergambar di wajah Abraham. Tentu setelah hari ini, Abraham tak akan melepaskan Sheena begitu saja. Ia semakin menginginkan gadis cantik itu kini. Abraham sudah berusaha mengusir Sheena dari hidupnya untuk melindungi gadis itu, tapi sekarang, gadis itu sendiri yang ingin masuk ke dalam kegelapan seorang Abraham Patlers.
Abraham sudah memperingati Sheena untuk tidak bermain-main dengannya bukan?
"Sir." Marcus datang untuk membisikkan sesuatu pada Abraham."Ayah Anda sakit lagi."
Abraham tersenyum kecut lalu melanjutkan makannya. Tak lama kemudian ia pun bertolak menuju mansion keluarganya itu. Abraham merapikan jas nya saat ia turun dari mobil dan langsung memasuki mansion.
Disana, ayahnya terbaring dengan ibunya yang setia menemani di sampingnya dan beberapa perawat yang sibuk dengan pekerjaan mereka.
"Kau datang, Abraham?" Tanya Sky.
Abraham tak menjawab. Matanya terus memperhatikan ayahnya yang tengah terbatuk kini. Oh apakah itu batuk yang dibuat-buat? Abraham ingin tertawa namun ia bersikap santai sambil duduk di kursi sebelah ayahnya.
"Aku akan menyiapkan makan malam. Freya akan datang malam ini." Kata Sky sambil berjalan keluar dari ruangan itu, mengajak para perawat untuk ikut keluar dari sana.
Kini tinggallah Reagan dan Abraham berdua saja.
"Ayah minta maaf pelantikanmu harus di tunda lagi, Abraham." Kata Reagan dengan suara seraknya.
Abraham hanya tersenyum. Ah sudah pasti. Inti dari semua ini adalah tentang penundaan pelantikan. Entah sudah berapa kali di tunda dengan alasan Reagan jatuh sakit.
"Get well soon." Kata Abraham lalu bangun dari duduknya, menatap ayahnya yang sebenarnya tampak begitu bugar.
Ia pun keluar dari ruangan itu.
Sementara di suatu tempat, tampak sekumpulan orang tengah berjoget dengan meriah di lantai dansa sebuah club. Seorang gadis dengan pakaian minim meliuk-liuk setengah sadar.
Oh itu adalah Sheena dan para koleganya. Tampak Judith, Tiffany, Samantha, Edward, dan tentu... dokter Kevin.
"Woohooo!!" Seru Sheena sambil meneguk minumannya dengan liar.
Oh biarlah dia menjadi liar malam ini. Sheena sudah menghabiskan satu hari penuh untuk menangis di bawah guyuran shower.
Pria bajingan. Setelah mengambil keperawanannya, seenaknya saja ia membuang Sheena. Memang Sheena itu pelacur apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS DESIRE
RomanceThe Patlers #2 ( Abraham & Sheena ) Jay Abraham Patlers adalah pewaris utama perusahaan tambang minyak terbesar Amerika, Patlers Group yang memiliki aset di setiap sudut dunia. Pria tiga puluh lima tahun itu memiliki watak dingin, pembawaan yang ten...