Chapter 19 : Missing her

200K 13.6K 1.8K
                                    

"Ini harusnya operasi dokter Kevin kan?" Tanya Sheena saat ia, Judith dan Edward tengah bersiap memakai pakaian operasi mereka di ruang ganti.

"Yeah tapi tampaknya dokter Kevin masih mengambil cuti pulang ke kampung halamannya."

"Kampung halaman apa? Dia tak punya kampung halaman." Judith memutar bola mata sambil mencuci tangan."Paling dia sedang sibuk menggenjot para pasien saat ini hingga lupa segalanya."

Jantung Sheena berdegup kencang. Jadi dokter Kevin memang tak ada di rumah sakit hari ini? Sheena masih saja berharap semua yang terjadi adalah mimpi buruk.

Atau setidaknya... ia berharap melihat dokter Kevin yang datang minta maaf padanya.

Tapi...

"Kau terlihat pucat, Shee." Bisik Judith pada Sheena ketika mereka sedang memasuki ruang operasi."Kau baik-baik saja babe?"

Hari ini Sheena ditugaskan untuk mendampingi salah satu dokter bedah yang akan melakukan operasi bedah jantung.

"Kau sedang PMS ya?"

Sheena tak menanggapi kata-kata Judith karena ia masih begitu lemas dengan berbagai kenyataan yang baru saja ia alami.

Apalagi sekarang, saat sang dokter mulai menyayat kulit pasien, hingga mengeluarkan darah yang cukup banyak, Sheena langsung bergidik. Tak lama kemudian rongga dada pasien terbuka lebar, memperlihatkan isinya.

Tangan Sheena mendadak lemas. Bayang-bayang dokter Kevin kembali menyerangnya hingga alat yang ia pegang jatuh begitu saja ke lantai.

Sheena menutup mulutnya mual.

"Ada apa denganmu? Kau baik-baik saja?" Bisik Judith.

"Maaf... aku... baik-baik saja... maaf..."

"Keluar dari ruangan ini." Perintah sang dokter dengan nada pelan namun marah.

"M-Maaf." Sheena berkata sambil membekap mulutnya yang tertutup oleh masker lalu ia segera keluar dari ruang operasi.

HUEKK!

Sheena kembali muntah dengan banyak di dalam kloset. Kepalanya pening bukan kepalang. Ia menghela napas lalu terduduk sebentar di lantai kamar mandi.

Astaga. Itu tadi bukanlah hal menjijikkan baginya. Sheena sudah terbiasa dengan darah dan segala kondisi tragis lainnya. Tapi kenapa sekarang rasanya berbeda? Kenapa ia harus mual sampai muntah hanya karena melihat darah?

Kalau begini Sheena benar-benar tak bisa fokus dengan pekerjaannya!

Aku tak dapat mentolerir siapapun yang mengusik hidupku.

Itu bukan dokter Kevin kan?

Its him.

Sheena memegangi kepalanya sambil memejamkan mata. Mengingat segalanya. Abraham dan kenyataan bahwa ia adalah seorang laki-laki yang tak memiliki empati. Bahkan sampai sekarang Sheena rasanya masih tak percaya bahwa dokter Kevin berakhir dengan begitu mengenaskan. Terserah jika itu orang lain. Tapi ini adalah seseorang yang ia kenal.

Mungkin Abraham hanya sedang menakut-nakutinya?

Haha! Sudah pasti. Dia hanya menakut-nakutiku. Sheena tertawa dalam hati sebelum ia bangun dan keluar dari kamar mandi.

Namun langkahnya terhenti...

"Kau lihat mayatnya? Omg mengerikan sekali. Wajahnya sampai tak dapat dikenali dan sidik jarinya juga hilang."

"Itu benar-benar dokter Kevin?"

"Benar. Polisi sudah mengkonfirmasi."

"Bagaimana ceritanya dia bisa di serang hewan buas? Memang dia pergi kemana. Astaga, baru dua hari yang lalu aku dan dia bercinta tapi sekarang... aku tak sanggup berkata-kata..."

DANGEROUS DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang