Chapter 18 : Psychopath and sex maniac

215K 15K 1.9K
                                    

Sheena masih berjongkok setelah menyelesaikan muntahnya. Kepalanya sungguh pening. Dengan napas tak beraturan, mata Sheena kembali menatap ngeri ke dalam kandang Rex. Sekujur tubuhnya meremang. Jantungnya tak berhenti melompat. Ototnya terasa sangat lemah.

Sheena bukanlah wanita bodoh yang tak tau siapa orang yang kini tinggal tulang belulang itu. Ya tuhan. Sekali lagi Sheena muntah saat kepalanya mengingat wajah dokter Kevin. Seorang dokter yang Sheena kenal. Yang berakhir dengan begitu tragis.

Lagi, Sheena muntah. Namun tak ada yang keluar. Jangan lupakan bahwa perutnya kosong.

Kemudian kesedihan melanda Sheena sehingga ia mengeluarkan air matanya dan terisak.

"Apa kau baik-baik saja?" Abraham berjongkok, berusaha menyentuh pipi Sheena namun wanita itu segera menepis.

Dengan tatapan murkanya Sheena berkata."Katakan padaku kalau itu bukan dokter Kevin."

"Its him."

"Itu bukan dia kan?"

"I said its him."

Tubuh Sheena semakin lemas. Ia tak ingin mempercayai ini semua. Bagaimana rasanya mengetahui bahwa seseorang yang kau kenal sekarang mati karena di mangsa oleh harimau? Dan hanya tinggal tulang belulang?

Sheena sangat menghargai hidup. Untuk apa selama ini ia nongkrong di rooftop dan memantau orang bunuh diri kalau bukan karena dia benci melihat seseorang mati dalam keadaan tragis?

"Sheena..."

"Kau sakit jiwa." Bibir Sheena bergetar ketika matanya menatap wajah Abraham. Air mata terus mengalir membasahi pipinya.

"He was going to raped you."

"Tapi tidak seperti ini! Bukan seperti ini cara kau menghukumnya." Sheena terus menangis dan terisak sedih.

"Lalu seperti apa?"

"Apakah sudah tidak ada lagi polisi di dunia ini?" Mata Sheena penuh dengan air.

"Menurutmu berapa tahun dia akan berada di dalam penjara hm?"

Sheena terus terisak. Tak sanggup memikirkan apapun. Ia begitu kacau saat ini.

"Dia mengejarmu di dalam hutan dan mencoba memperkosamu. Seseorang seperti dia tak pantas mendapatkan penjara."

Sambil memegangi kepalanya, mata Sheena terpejam. Ia mencoba berhenti menangis, menelan ludah dan bernapas dengan baik. Kemudian Sheena menatap Abraham tajam lewat matanya yang berair.

"Apakah kau merasa senang setelah menghukum orang-orang yang membuatmu marah?"

Bibir Abraham sedikit bergetar. Jantungnya berdetak lebih cepat ketika dia menyadari kekecewaan yang terlihat di wajah Sheena. Sejenak Abraham merasa begitu takut. Oh apa yang terjadi padanya? Inilah kenapa Abraham benci dengan yang namanya sebuah hubungan.

"Jawab aku, Abraham. Apakah kau merasa senang melihat orang meregang nyawa di depan matamu?"

"Aku tidak dapat mentolerir siapapun yang mengusik hidupku." Ucapnya dengan suara rendah, sedikit bergetar.

"Itu bukan jawaban untuk pertanyaanku."

Abraham dapat merasakan lututnya lemas. Ia benci menjadi lemah dan memiliki kelemahan. Ia benci harus memiliki tanggung jawab untuk melindungi seseorang. Abraham tau itu akan terjadi sejak  pertama kali ia melihat Sheena di rooftop. Karena itu pula Abraham berusaha untuk menjauhi Sheena tapi tampaknya tuhan memang sengaja menyeret Sheena ke dalam hidupnya.

DANGEROUS DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang