Judith menatap ngeri pada orang-orang yang mulai berbisik-bisik di sekitar. Ia bahkan tak sadar sudah bergerak mundur sambil menggelengkan kepalanya. Bahkan Edward pun tercengang, memberikan tatapan tak percaya dan gelengan pelan seolah berkata ternyata benar rumor itu.
Judith ingin berlari sekuat tenaga lalu masuk ke dalam kotak dan berharap seseorang mengirimkan kotak itu ke kutup utara.
Namun sialnya ia menangkap sosok dokter Franciss di koridor sebelah kanan, tak mungkin dirinya mengabaikan seorang pasien seperti Abraham Patlers jika ia masih ingin menjadi dokter di Lenox kan? Oh sial sekali nasib pria satu itu.
"S-Silakan masuk ke ruanganku." Kata Judith gagap. Ia menelan ludah kesal saat memandangi punggung Sheena yang semakin jauh lalu hilang di dalam lift.
Sheena melambaikan tangan sombong dengan senyum yang begitu lebar. Perilaku itu ternyata membuat Abraham tanpa sadar mengepalkan tangannya. Adrenalinnya terpacu. Gadis yang gemar bermain-main ternyata. Abraham bersumpah kali ini tak akan menahan dirinya lagi.
"Tuan Abraham, Anda ingin diobati atau tidak sebenarnya?" Judith berdeham.
Abraham pun menoleh pada Judith. Dari ujung matanya ia dapat melihat orang-orang semakin ramai berkerumun. Bahkan bisik-bisik tetangga terdengar begitu jelas.
"Ternyata memang benar dia pacarnya?"
"Oh tak kusangka."
"Pantas saja banyak wanita jomblo. Para pria mulai beralih pada terong-terong."
"Pria sempurna seperti dia, bisa-bisanya menyukai produk gagal seperti Judith."
"Aneh sekali dunia ini."
"Putus dari dokter Kevin, dia malah dapat yang lebih dari dokter itu!"
Judith segera menoleh pada asal suara menyebalkan itu dengan mata tajam dan tangan terkepal."Hei mulutmu bisa dijaga tidak? Aku tak pernah punya hubungan dengan penembak sperma itu. Jangan-jangan kaulah yang sudah mengangkang untuk pria mesum itu. Dasar mulut comberan."
Setelah mengomel Judith pun berjalan ke ruangannya.
Abraham pun segera berjalan mengikuti Judith ke dalam ruangannya. Sesungguhnya Judith sangat ketakutan saat ini. Sekaligus kesal. Setelah ini ia yakin ada berita aneh lagi tentang dirinya! Kalau saja Sheena bukan sahabatnya, ia benar-benar sudah menjambak rambut gadis itu lalu mengurungnya bersama harimau berbahaya ini.
"Kau senang digosipkan seperti itu denganku?" Tanya Abraham santai sementara tangannya bercucuran darah.
"Tentu saja tidak. Well, kau memang tampan tapi aku bukan seseorang yang mau merebut gebetan sahabatku sendiri." Judith memutar bola mata kesal."Aku tak paham kenapa kalian terlihat tak akur. Pasti kau jenis pria bajingan."
Judith datang membawa alkohol pembersih luka dan perban serta beberapa obat-obatan. Ia duduk di depan Abraham sambil memakai sarung tangan latex nya. Lalu Judith mendengus sembari membersihkan luka Abraham.
Astaga lukanya begitu dalam tapi Abraham sama sekali tak meringis kesakitan. Judith bertanya-tanya apakah kulit pria ini terbuat dari badak? Ataukah ia sudah terbiasa dengan luka?
"Tell me more about her."
"Eh?"
"Sheena. Tell me about her."
"Apa kau tertarik padanya?" Judith menggigit bibirnya nakal sambil menyenggol lengan Abraham."Yah sesungguhnya bukan hal baru. Terlalu banyak pria yang mengincar Sheena tapi gadis itu sangat mahal, kau tau? Dia tak sembarang membuka paha pada orang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS DESIRE
RomanceThe Patlers #2 ( Abraham & Sheena ) Jay Abraham Patlers adalah pewaris utama perusahaan tambang minyak terbesar Amerika, Patlers Group yang memiliki aset di setiap sudut dunia. Pria tiga puluh lima tahun itu memiliki watak dingin, pembawaan yang ten...