Malam itu, Abraham menerawang lewat jendela ruangannya sambil menyesap wine. Sebelah tangannya berada di dalam saku celana. Kemerlap lampu kota New York yang indah tak mampu menghilangkan keindahan seseorang yang ada di dalam kepala Abraham saat ini.
Damn.
Bagaimana bisa wanita itu terus bergentayangan di dalam kepalanya? Bahkan tak bisa hilang sedetik pun. Segala tingkahnya terus menggerogoti otak Abraham.
Desahannya, cara dia memanggil nama Abraham, cara ia menggeliat nakal...
Shit. Sebuah senyum tipis terukir di wajah Abraham. Ia sepertinya sudah benar-benar candu dengan Sheena. Tak hanya tubuhnya, tapi segala yang ada dalam diri Sheena de Angelo.
Apakah ia sudah jatuh cinta? Abraham tidak tau apa itu cinta. Setelah segala hal yang pernah ia lalui di masa lalu, rasanya cinta itu tak pernah ada.
Matanya kini menatap foto seorang wanita bermata biru yang tersenyum lebar. Tangan Abraham mengepal dengan sendirinya. Semua kenangan bersama Grace kembali menghantamnya. Abraham sudah mencoba mengingat segala hal yang baik tentang wanita itu namun sayangnya, kenangan buruk yang satu itu tetap tak dapat ia singkirkan.
Keparat.
"Sir."
Suara Marcus membuyarkan lamunan Abraham. Marcus pun segera menghampiri tuannya lalu menunjukkan sebuah foto di layar ipad nya.
Mata Abraham sedikit melebar namun ia segera mengalihkan penglihatannya kembali ke hamparan kota New York sambil meneguk minumannya.
"Sepertinya dia pergi berkencan dengan dokter Kevin Clenn." Ujar Marcus.
Hati Abraham terasa bagai di remas. Kepalanya mulai diserang oleh amarah. Ya, amarah yang dapat memunculkan sisi iblis seorang Abraham Patlers dengan begitu cepat.
"Dan kurasa pria itu sudah menaruh sesuatu di dalam minuman Sheena." Lanjut Marcus."Haruskah aku melacak pergerakan mobil Kevin?"
Tatapan tajam kini bersemayam di dalam bola mata Abraham. Tangannya mencengkram gelas dengan sangat kuat. Ia menahan napasnya. Amarahnya tak dapat di bendung lagi kini.
Kemudian...
PRANG!
Gelas yang ada di tangannya pun berakhir pecah menjadi butiran beling di lantai. Marcus sudah biasa melihat itu hingga dirinya tak lagi terkejut.
"Aku sudah memperingati Sheena untuk menjauhi keparat itu. Sekarang biarkan saja." Abraham menggeram.
"Anda yakin akan membiarkannya?"
Urat di kepalan tangan Abraham tampak seperti akan putus. Kemudian dia kembali menuangkan wine ke dalam gelas yang lain.
"Sir aku bisa menyuruh anak buah kita untuk mengejar Kevin. Aku hanya butuh perintah Anda."
"Aku memerintahkanmu untuk membiarkan wanita itu melakukan apapun yang dia mau." Geram Abraham dengan nada marah yang kental.
"Tapi Sir, Kevin bisa saja melakukan hal mengerikan pada Sheena."
"Then let him do it."
"Sir..."
"Lebih berbahaya jika wanita itu ada bersamaku saat ini, Marcus. Aku bisa saja melakukan hal yang lebih mengerikan daripada keparat Kevin."
"Bagaimana kalau dia memperkosa Sheena—"
"Itu bukan urusanku."
"Sir..."
"Keluar, Marcus."
Marcus berdeham lalu menunduk dan keluar dari ruangan Abraham.
Abraham memejamkan matanya sembari memiringkan kepala ke kiri dan ke kanan guna meregangkan ototnya yang tegang. Saat ia membuka mata, seringai tipis muncul di wajah tampan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS DESIRE
RomanceThe Patlers #2 ( Abraham & Sheena ) Jay Abraham Patlers adalah pewaris utama perusahaan tambang minyak terbesar Amerika, Patlers Group yang memiliki aset di setiap sudut dunia. Pria tiga puluh lima tahun itu memiliki watak dingin, pembawaan yang ten...