Abraham tak hanya punya satu tempat tinggal, dan kali ini ia membawa Sheena ke mansionnya yang berada di sebelah timur kota Manhattan. Jam sudah menunjukkan pukul empat pagi saat ia tiba di rumahnya itu.
Dan Sheena masih belum sadarkan diri. Gadis itu terbaring seperti orang tidur di ranjang king size milik Abraham yang hanya diterangi oleh lampu remang-remang. Kamar itu cukup luas dan mewah dengan cat putih yang membuatnya terkesan tak begitu menyeramkan.
Abraham memasuki kamar mandi lalu mengguyur dirinya di bawah shower, membersihkan sisa-sisa darah yang masih menempel sebelum ia kembali keluar, berharap Sheena sudah bangun tapi gadis itu masih saja terlelap.
Abraham mengerang pelan.
Tak lama dari itu, ia berpakaian cukup santai. Hanya dengan kaos berwarna hitam dan celana jogger hitamnya, Abraham keluar dari kamarnya.
Di westafel dapur, tampak Marcus tengah membersihkan tangannya. Saat pria itu menyadari kehadiran Abraham, ia segera memberitahu tuannya sebuah informasi yang baru ia temukan beberapa saat yang lalu.
"Sir pria yang melarikan diri itu bernama Connor. Tapi sepertinya itu hanya identitas palsu. Dia mantan napi, pernah terlibat kasus narkoba tiga tahun yang lalu. Sebelum itu dia pernah bekerja di perusahaan kakak ipar Anda, Xander Corp."
"Hm."
"Anak buah kita masih sedang mengejarnya."
"Kau boleh meninggalkan mansion ku, Marcus."
Setelah mengatakan itu, Abraham berjalan ke arah sebuah pintu besar yang terletak di belakang dapur, mengarah ke halaman belakang yang tampak luas. Dari kejauhan Abraham menangkap sosok anak buahnya yang tengah menyeret sebuah karung besar. Mereka membuka sebuah kandang lalu melemparkan karung itu ke dalamnya. Suara auman terdengar dari sana.
Ah Rex pasti sangat senang dengan makan malamnya. Beberapa bulan terakhir ia hanya mendapatkan kambing atau rusa. Rex adalah seekor white tiger jantan yang telah dipelihara oleh Abraham dari bayi.
Abraham pun berjalan semakin mendekat lalu ia berhenti di depan kandang Rex, menonton peliharaan kesayangannya yang gagah itu mencabik-cabik tubuh Kevin dengan rakus.
"Easy, Rex." Kekeh Abraham. Rex terus mencabik sambil mengunyah setiap potongan daging itu dengan lahap."You look so happy hm?"
Tangan Abraham tanpa sadar mencengkram jeruji kandang Rex sambil terus menonton setiap gerakan indah taring Rex di dalam sana.
Jangan pernah main-main dengan Abraham Patlers. Kau tak pernah tau iblis seperti apa yang ada di dalam dirinya. Nasib mengenaskan seperti Kevin bisa terjadi pada siapapun terutama dalang dibalik penculikan ini. Sepertinya keparat itu tak mengenal Abraham dengan baik.
Bodoh.
Tak lama kemudian Rex selesai menyantap makan malamnya kemudian mengaum gembira sambil menghampiri Abraham di pintu kandangnya, seolah berterimakasih. Abraham terkekeh lagi kemudian membuka pintu kandang Rex sampai harimau tampan itu pun menyundulkan kepalanya ke leher Abraham. Karena rindu, Abraham pun memeluknya, mengelusnya dengan penuh kasih sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS DESIRE
RomanceThe Patlers #2 ( Abraham & Sheena ) Jay Abraham Patlers adalah pewaris utama perusahaan tambang minyak terbesar Amerika, Patlers Group yang memiliki aset di setiap sudut dunia. Pria tiga puluh lima tahun itu memiliki watak dingin, pembawaan yang ten...