Sheena tercengang mendengarkan kata-kata Abraham. Ia tak mempercayai pendengarannya. Ataukah ia hanya sedang bermimpi?
"Aku jatuh cinta padamu." Ulang Abraham saat melihat tidak ada respon apa-apa dari wanita itu.
Baru beberapa detik kemudian Sheena mampu menelan ludahnya. Oh dia mematung untuk waktu yang lama. Perasaannya bercampur. Terharu, rasa senang, bahagia, dan tidak percaya. Hingga tak sadar matanya berkaca-kaca dan ia melipat bibirnya demi menahan tangis.
Sheena tak menyangka Abraham akan mengucapkan kata-kata itu. Cinta. Bukankah itu sesuatu yang begitu sulit keluar dari mulutnya? Bahkan Sheena pun menahan diri untuk mengucapkan kata itu selama ini.
"Apa kau akan diam saja, dokter Sheena?"
"A-Aku..."
"Apakah kau juga mencintaiku atau hanya aku yang jatuh cinta padamu?" Ejek Abraham.
"A-Aku... aku mencintaimu."
Sheena ingin menangis. Mengapa malam ini rasanya begitu emosional? Ia pun langsung memeluk Abraham dan terisak untuk waktu yang lumayan lama di pelukan pria itu.
"Sejak kapan kau mencintaiku?" Tanya Sheena sambil melepaskan pelukannya, lalu menatap Abraham yang masih menopang tubuhnya dengan siku di atas sebelah Sheena.
"Aku tidak tau."
"Tidak tau?"
"Is it important?"
"Aku hanya ingin tau."
Abraham mengerang dalam hati. Inilah salah satu alasan kenapa berpacaran dengan anak kecil itu lumayan menyebalkan. Kau harus mengingat setiap waktu. Kapan kau mulai jatuh cinta? Tanggal berapa kau pertama kali bertemu dengannya? Kapan ini dan kapan itu.
"Kapan Abraham?"
"Sheena, aku bukan remaja lagi." Abraham berkata dengan nada pelan."Hal-hal seperti itu tidak ada gunanya diingat."
"Apakah ini benar-benar cinta? Kau tak salah paham dengan perasaanmu kan?"
Abraham mengusap mata Sheena dengan ibu jarinya lalu mengecup bibir wanita itu lembut."Aku pernah mencintai. Jadi aku bukan seseorang yang tidak tau seperti apa perasaan cinta itu."
Sheena tak tau harus berkata apa jadi dia diam saja menunggu Abraham kembali bicara.
"Aku sudah mengatakan padamu bahwa kau bukan budak seks ku tapi kau bersikeras."
"Yah siapa yang tak menganggap begitu? Kau hanya melakukan seks dan seks saja." Sheena memutar matanya."Kau bahkan tidak pernah bertanya makanan kesukaanku, warna kesukaanku, tanggal lahirku dan lain-lain."
Dan Abraham menghela napas sambil menyingkirkan helaian rambut nakal yang menutupi wajah cantik Sheena.
"Nanti juga aku akan tau."
Sheena berdecak malas. Beginikah rasanya berpacaran dengan orang yang lebih tua darimu? Mereka tak ada romantis-romantisnya sama sekali!
Tapi yasudahlah!
Abraham tertawa geli dalam hati melihat kekesalan di wajah Sheena. Oh Abraham sesungguhnya tau. Jangan lupa bahwa ia pernah bertanya pada Judith.
"Bagaimana denganmu? Aku ingin tau warna kesukaanmu, makanan favoritmu dan—"
"Nanti kau akan tau dengan sendirinya, sayang."
Sheena melipat bibirnya malu. Oh dia benar-benar amatiran dalam sebuah hubungan. Ia tau itu pertanyaan konyol.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS DESIRE
RomanceThe Patlers #2 ( Abraham & Sheena ) Jay Abraham Patlers adalah pewaris utama perusahaan tambang minyak terbesar Amerika, Patlers Group yang memiliki aset di setiap sudut dunia. Pria tiga puluh lima tahun itu memiliki watak dingin, pembawaan yang ten...