Happy reading 🤗
^^
BRAK!
Gebrakan keras pada meja kantin pun mengusik kedua pria manis yang sedang asyik melahap makanannya, satu pria manis menanggah takut² untuk melihat siapa yang menjadi pelaku dari gebrakan meja tersebut, bisa dia lihat tiga orang perempuan yang sedang menatap nya penuh kebencian.
Panggil saja pria itu baekhyun.
Baekhyun tahu siapa perempuan didepannya ini, oh bahkan bukan hanya dia yang tahu.. Seisi universitas ini pun tahu siapa perempuan yang sedang menatapnya benci ini, dan sampai sekarang baekhyun masih belum tahu apa alasan perempuan didepan nya ini begitu membencinya.
Pria manis berdarah china itu pun ikut melirik ke arah tiga perempuan didepannya ini, dia memasang senyum remeh dan tatapan kecut kepada ketiga perempuan didepannya ini, oh sungguh! dia sangat membenci semua yang berurusan dengan perempuan ini.
Panggil saja pria berdarah china itu, luhan.
"pergi lo dari sini! cari tempat duduk yang lain!! Gue sama temen² gue mau duduk disini!" sentak jihyo.
Ya, perempuan itu adalah jihyo anak dari pemilik universitas yang baekhyun tempati ini, entah apa alasannya jihyo sangat membenci baekhyun, atau mungkin karna baekhyun anak dari keluarga yang miskin? Dia tidak mempunyai apa apa, seperti anak anak yang lainnya? sedangkan dia berada di area anak anak konglomerat semua.
Kalo benar begitu, apa salah jika orang miskin seperti baekhyun berkuliah di sini? di universitas harapannya? apakah salah orang rendah seperti baekhyun menginjakkan kakinya disini?
Apakah semua orang jijik kepadanya karna tidak sederajat dengan yang lain? karna tidak bisa membawa mobil atau motor ke kampus? karna tidak bisa berpakaian dengan harga yang mahal? apakah semua itu salah? apakah salah jika baekhyun menerima semua kekurangan pada dirinya? Apa salah.
Oh yatuhan.. Siapapun, tolong jangan biarkan air mata baekhyun mengalir, dia benci kelemahannya disaat² seperti ini, yang berhasil membuat perempuan bernama jihyo didepannya ini makin enak menghina nya.
"orang lemah kek kalian ga pantes ada disini!" sergah jihyo
Luhan tersulut emosi, dengan kasar dia menggebrak meja kantin membuat seisi kantin langsung tertuju pada mereka, kai menatap jihyo penuh kebencian, dendam terus menggerogoti tubuhnya . Luhan tidak suka jihyo menghina baekhyun, apalagi menggunakan kekuasaannya sebagai anak dari pemilik universitas ini! Dia fikir dia bisa melakukkan sesukanya? Dan dia fikir luhan akan tunduk juga ikut takut padanya? Cih. Itu tidak akan pernah ada dikamus seorang xi luhan.
"sialan! lo dateng ga diundang, terus tiba tiba ngusir gue sama baekhyun! Jelas jelas gue disini lebih dulu, kenapa harus gue yang nyari tempat lain? Kenapa g lo? lo punya kaki apa susahnya nyari tempat yang lain?!" pekik luhan emosi.
Baekhyun memegang tangan luhan, dan memberinya kata kata penenang agar tidak meladeni omongan jihyo, baekhyun tidak mau mempunyai masalah apapun dengan jihyo.
Ancaman jihyo selalu menghantui dirinya, yang mengancam akan mencabut semua beasiswa nya, sebenarnya baekhyun tidak masalah jika dia harus dikeluarkan jika sewaktu² dia membuat masalah dengan jihyo, tapi dia memikirkan omongan ibu nya.
Flashback on.
Baekhyun pulang dari kelulusannya dan membawa berita baik kepada sang ibunda, dia berlari kecil menghampiri ibundanya yang sedang duduk di sofa sambil menonton tv.
Setidak rumah kecil mereka masih mempunyai tv dan sofa, walau sudah rapuh.
"eomma!!" pekik baekhyun sambil terduduk dibawah sang eomma.