✓✓
Seoul, 06:30
Laki laki bermata rusa terbangun dari tidur nyenyak nya , namun ia tidak menemukan seseorang disampingnya dan berhasil membuat nya panik setengah mati dijam segini.
"BAEKHYUN?!" pekik luhan panik karna tidak menemukan baekhyun disampingnya.
Dengan cepat luhan turun dari kasurnya kemudian mencari ke kamar mandi , namun tidak ada . Dan target selanjutnya adalah balkon! Sebelum ia mencari ke bawah , lebih baik ia memeriksa balkon.
Luhan membuka pintu balkon kemudian memekik kaget saat melihat seseorang yang ia cari² tertidur di kursi balkon , yang bahkan bisa saja menimbulkan rasa pegal pada kepalanya maupun tubuhnya.
Tapi luhan bernafas lega karna baekhyun ada dan tidak hilang, ia sudah hampir sesak nafas karna mencari baekhyun dan tidak menemukan baekhyun disampingnya.
Tapi pertanyaan luhan, bagaimana bisa baekhyun tertidur disini?
Luhan berjalan mendekati baekhyun , kemudian mengambil handphone baekhyun berniat akan membangunkan baekhyun, tapi ia malah dikejutkan dengan handphone baekhyun yang tidak sengaja ia nyalakan , dan langsung memunculkan gambar chanyeol.
Ingin teriak namun tidak ingin membuat baekhyun terbangun karna teriakannya.
'YAAMPUN! DEMI APAAN?! B--BAEKHYUN...' -LUHAN
Luhan menutup mulutnya rapat² agar teriakan nyaringnya tidak terdengar oleh baekhyun yang masih pulas tertidur, sedetik kemudian ia dikejutkan oleh lirihan baekhyun.
"Eunghh~ c--chanyeol~ e--eomma.." lirih baekhyun namun matanya masih terpejam .
Luhan memekik kaget saat melihat bibir tipis itu pucat, dan badan yang tampak menggigil.
Dengan perlahan dan lembut luhan memegang jidat baekhyun , OH TUHAN!
'BADAN BAEKHYUN PANAS BANGET ANJROT! ini pasti karna dia keanginan tidur disini, haduh Baek..' -luhan
'mikirin chanyeol sampe lo ketiduran disini .. tau kalo lo itu ga tahan dingin..' -luhan
Luhan dengan lembut mengguncang tubuh baekhyun, berniat untuk membangunkan baekhyun dan menyuruh baekhyun pindah ke kasur agar istirahatnya lebih nyaman dan enak.
"Baekhyun.. b--baek.. bangun Baek, hei.." ucap luhan lembut
Baekhyun melirih, kemudian perlahan lahan ia membuka matanya.