19 FlashBack

8K 699 2
                                    

Lima tahun lalu....

Pencapaian terbesar seorang Ayah adalah—di mana ia menikahkan putrinya, memberikan tanggung jawab yang selama ini menjadi tanggung jawab seorang Ayah pada pria lain. Dan itu sangat berat di lakukan seorang Ayah. Berpisah dan mengantarkan putri kecilnya untuk membina dan melanjutkan perjalanan hidupnya dengan orang lain.

ILHAM UNTUK MELLY

NrAida

Koreksi Typo

Sebelum baca pencet 🌟 dulu yah

Makasih

Happy Reading

Bismillah


Di sebuah restoran hotel berbintang—tepatnya di dalam ruangan VIP restoran terdapat lima orang yang tengah berbincang santai setelah membahas perihal pekerjaan mereka. Di sana, ada dua orang pria muda dan tiga orang pria baya.

"Nak Ilham?" panggil seorang pria baya, menatap lurus pria muda yang duduk di hadapannya.

Merasa namanya di panggil, pria muda yang mana ialah Ilham mengalihkan atensinya ke depan.

"Iya Om?"

Pria baya itu tersenyum hangat kepada Ilham dan Ilham pun membalas senyuman pria baya di hadapannya itu.

"Enggak nyangka ya Raf, kalau anak kamu yang satu ini udah besar aja. Dulu seingat saya masih kecil, main mobil-mobilan sama adiknya Andi."

Dandi tertawa kecil melihat Ilham yang kini tumbuh menjadi pria dewasa yang santun. Rafi mengangguk, ia menepuk pundak putra sulungnya—menatap bangga pada sahabatnya karena dirinya sudah berhasil mendidik anak-anaknya dengan sangat baik.

"Bapaknya di sini."katanya.

"Umur kamu udah dua puluh dua, kan, ya? Beda satu tahun sama Rendi." Dandi kembali bertanya pada Ilham yang di balas dengan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Wah, udah bisa minang putri Om dong." kekeh Dandi bergurau.

"Ceritanya ini mau dapat mantu anak aku yang satu ini, nih?" sahut Rafi ikut terkekeh.

"Melly masih delapan belas tahun kali, Pa." celetuk Rendi yang sejak tadi memilih menjadi pendengar yang baik.

"Ilham juga masih studi S2." sambung Rendi menyenggol lengan Ilham.

"Sayang yah, saya gak punya anak perempuan." sahut pria baya yang satunya.

Ilham—pria muda yang menjadi bahan pembicaraan menunduk memainkan jemarinya. Kebiasaan seorang Ilham jika sedang memikirkan sesuatu di kepalanya.

"Pesona anak ku memang tidak bisa diragukan." ujar Rafi berbangga diri lalu merangkul bahu putranya. Ilham menoleh ke samping melihat wajah Abinya yang tampak senang.

Ilham, di usia masih terbilang sangat muda, kemampuannya dalam mengelola bisnis tidak bisa pandang sebelah mata. Dari yang Dandi perhatikan selama ini, Ilham cukup cepat tanggap dengan apa yang di ajarkan Rafi tentang dunia bisnis. Saat masih bersekolah, Ilham sering membantu Rafi menyelesaikan proyek. Mereka, anak dan ayah bekerja sama untuk membangun sebuah proyek besar.

Selain lihai dalam dunia bisnis, Dandi juga melihat Ilham adalah sosok pria yang baik, sholeh dan santun dan Dandi tidak pernah meragukan didikan yang diberikan oleh sahabatnya—Rafi. Dalam perihal mendidik anak, Rafi, sahabatnya itu memang sangat kompeten. Rafi selalu mengedepankan nilai agama dalam mengajarkan anak-anaknya.

ILHAM UNTUK MELLY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang