Koreksi Typo
Happy Reading
Bismillah
Enam tahun kemudian
"Paaaa."
"Paapaaaa."
Suara melengking nan jaring bergema di seluruh sudut rumah. Seorang gadis kecil berusia lima tahun berlari keluar dari ruang tamu setelah mencari keberadaan sang Papa namun tidak menemukannya.
Gadis kecil itu bertolak pinggang dengan pita di tangan mungilnya, rambut panjangnya dibiarkan tergerai.
"Non Zahra kenapa?"
Zahra—gadis kecil itu mengerucutkan bibirnya, lalu menunjukkan pita berwarna merah di tangannya.
"Bibi Risa yang cantik tapi Papa bilang lebih cantikan Zahra, Papa di mana?" tanyanya kemudian.
Bi Risa tersenyum melihat anak majikannya yang satu ini memang sangat menggemaskan, setiap hari rumah selalu di penuhi suara melengking Zahra.
"Papanya non lagi di ruang kerja. Non sarapan dulu ya, bibi buatin roti isi kesukaan non."
"Roti isi?" ulang Zahra dengan binar di matanya. Bi Risa mengangguk lalu menggendong Zahra ke ruang makan.
"Bibi-bibi, Zahra udah bisa hafal surah Ar-Rahman, loh." Zahra berseru senang, ia duduk di kursi meja makan.
"Wahh, non Zahra hebat."
Bi imah memberikan kedua ibu jarinya kepada Zahra. Begitu pun dengan para asisten rumah tangga yang bekerja di rumahnya yang lain ikut memberikan ibu jari mereka kepada Zahra.
"Non Zahra ini susunya di minum ya, Bibi mau ke kamar aden Fathur dulu."
"Mas Fathur masih demam ya?"
"Iya, ini bibi mau bawain bubur biar aden Fathur cepat sembuh." kata Bi Risa.
Zahra mengangguk, ia menghabiskan roti isinya dan juga susu dengan cepat. Setelah selesai sarapan, Zahra turun dari kursi lalu berlari menuju kamar Fathur—kakaknya.
"Zahra jangan lari sayang nanti jatuh." tegur seorang pria yang baru saja menutup pintu ruang kerjanya.
Zahra mengerem lalu berbalik memutar ke arah pria dewasa itu yang tak lain adalah Ilham—sang Papa.
"Papa Papa, tadi Zahra cariin, loh." katanya heboh sambil berputar-putar di depan Papanya. Ilham tersenyum lalu menangkap tubuh mungil putrinya dan langsung mengangkatnya ke dalam gendongannya.
"Suka sekali berteriak ya?"
Zahra tersenyum saat Ilham menjawil hidungnya. "Mas Fathur masih demam ya Papa?" tanyanya.
"Iya, kita ke kamar Mas Fathur ya."
Zahra mengangguk semangat, Ilham menaiki undakan tangga menuju kamar putra sulungnya. Zahra mencium pipi sang Papa.
"Mas Fathur ... Zahra cantik datang."
Ilham menutup pintu kamar putranya, ia melangkah mendekati ranjang putranya lalu duduk di tepi ranjang dengan memangku Zahra.
"Masih tinggi demamnya?"
"Udah turun, Mas."
Ilham mengangguk, ia mengusap wajah putranya. "Mas Fathur mau ke rumah sakit saja?" tanyanya lembut pada sang Putra.
Fathur menggeleng pelan, Ilham mengangguk. "Istirahat ya, kalau masih demam kita ke rumah sakit." katanya.
"Mamaa," Fathur memanggil sang Mama yang setia bersamanya sejak kemarin ia di serang demam setelah bermain hujan bersama Zahra, adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILHAM UNTUK MELLY [SELESAI]
RomanceRomance-spiritual Ambil baiknya buang buruknya, yah Boleh banget kalau mau Follow akun Wattpad ini kok. Kalau berkenan mampir juga ke Ig : @nr_aida28 ****** "Jika Tuhan telah menciptakan kamu untuk saya, kamu bisa apa?" Ilham Bagaswara ****** K...