04 Sahabat

8.8K 875 0
                                    

Sahabat sejati adalah mereka yang senantiasa memberi nasihat, menegur dengan lembut bukan menghakimi ketika kita melakukan kesalahan. Membawa kita kejalan-Nya. Senantiasa mendoakan kita tanpa kita ketahui, memberi semangat ketika kita terpuruk untuk kembali bangkit.

~ILHAM UNTUK MELLY~

NrAida

Koreksi Typo

Sebelum baca pencet 🌟 dulu yah

Happy Reading

Bismillah



Dengan mata sembab Melly mengusap air matanya. Pelupuk matanya bengkak karena semalaman menangis. Setelah kejadian kemarin sore, Melly dan Rendi–kakak adik itu bertengkar. Lebih tepatnya Melly sangat kecewa kepada abangnya.

Kekecewaan Melly bertambah karena abangnya benar-benar tidak peduli dengan perasaannya apalagi saat sang Mama pun hanya diam.

Siang ini Melly kembali menangis dalam pelukan hangat sahabatnya–Amelia. Semalam Melly mengirim pesan kepada sahabatnya itu agar menemui di Cafenya. Melly membutuhkan Amelia.

"Kenapa? Kenapa Bang Rendi gak bisa ngerti perasaan aku ... hiks ... "

Amelia tersenyum, ia mengusap pipi Melly. Melly kembali menetaskan air matanya. Gadis itu tidak sanggup mengingat kejadian dimana lamaran dari orang yang ia cintai selama ini di tolak oleh abangnya.

"Sssttt ... Udah jangan nangis lagi, nanti mata kamu makin bengkak, Ly"

"Kamu ih." Amelia tertawa kecil melihat sahabatnya ini merajuk.

"Mungkin Bang Rendi punya alasannya, Ly. Atau mungkin Bang Rendi sengaja nolak Raka,"kata Amelia.

"Maksud kamu?"

Amelia memberikan tisu kepada Melly. Amelia tersenyum, dia sangat mengerti bagaimana Melly. Amelia paham mengapa Rendi bisa bersikap seperti itu karena Rendi menjaga adiknya dengan caranya sendiri, mungkin jika dilihat Rendi sangat over dalam memperlakukan Melly. Sangat posesif juga protektif.

"Bisa aja Bang Rendi mau lihat bagaimana perjuangan Raka untuk mendapatkan kamu. Kamu itu adik satu-satunya Bang Rendi. Bang Rendi gak mungkin mau melepaskan kamu tanpa melihat perjuangan dari laki-laki yang akan menjadi suami kamu nanti."

Melly terdiam. Mencerna setiap kalimat yang dikatakan sahabatnya. Mungkin ada benarnya juga apa yang dikatakan oleh sahabatnya. Bang Rendi mau lihat perjuangan dari Raka?. Batinnya.

"Ly? Bagaimana dengan kamu?"

Melly mendongak menatap Rendi dan Mega, gadis itu tersenyum lalu mengangguk. Rendi melihat sang mama sejenak, Mega tersenyum, memejamkan matanya satu sekali sebagai jawabannya.

Rendi menghela nafas sejenak sebelum ia kembali melihat Raka.

"Saya suka semua jawaban dari kamu, menjawab setiap pertanyaan tanpa ragu."

Raka tersenyum menanti kelanjutan dari Rendi.

"Almarhum papa saya mengamanahkan semua mengenai adik saya kepada saya, saya mempunyai tanggung jawab yang sangat besar atas Melly ... Saya senang dengan keberanian kamu hari ini, Raka."

ILHAM UNTUK MELLY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang