08 Pertengkaran

8.5K 799 6
                                    

Ada saatnya dimana kamu lebih baik tidak 'mengetahui apa yang tidak kamu ketahui, karena tidak semuanya harus kamu 'ketahui. Namun, meskipun begitu bukan tidak mungkin jika suatu saat nanti pasti kamu akan mengetahui nya. Hanya perlu sedikit' waktu untuk mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.

~ILHAM UNTUK MELLY~

NrAida

Koreksi type

Happy Reading

Bismillah

.

.

.

Rasa-rasanya masih sulit di mengerti, Melly menghembuskan nafasnya berat seberat fikiran saat ini menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.

"Gak mungkin, ih."

Berulang kali Melly menggeleng tidak membenarkan apa yang dikatakan oleh fikiran dan hatinya. Keduanya berlainan arah. Kalimat yang keluar dari bibir Ilham, sahabat Abangnya tadi siang masih terus terngiang-ngiang di kepalanya.

"Saya tidak suka."

Huffttt .... Entah mengapa setiap mengulangi apa yang dikatakan oleh Ilham membuat Melly merasakan sesuatu seperti desiran aneh.

Desiran yang sulit di ungkapkan. Entahlah, semua yang terjadi benar-benar membuat Melly bingung.
Melly berguling ke sisi kanan, memeluk erat bantal guling yang selalu setia menemani tidurnya di malam hari.

Melly mengusap wajahnya frustasi. Bayang-banyak menyuapinya tadi siang terus berputar, dengan sangat telaten Ilham menyuapi dirinya. Dan lagi, tatapan dari Ilham seperti tatapan penuh kekhawatiran. Ilham khawatir padanya? Atau mungkin Ilham diam-diam menyukai dirinya dan modus mendekatinya? Bisa saja itu benar.

"Mas Ilham suka sama aku? Mas Ilham modus dekatin aku?"

Lagi dan lagi Melly menggeleng keras, tidak, tidak. Ilham tidak mungkin menyukai dirinya, kan? Tapi ....

"Ih, gak mau. Ganteng sih, tapi kan Mas Ilham itu gak pernah senyum. Lempeng."

"Eh, astaghfirullah. Kok aku jadi ngibahin Mas Ilham sih!"

Melly bangun dari posisi tidurnya, menurunkan kakinya dari ranjang. Sepertinya segelas susu coklat hangat cukup untuk menjernihkan fikiran kusutnya saat ini.

Sebelum keluar kamar, Melly mengambil kerudung instan di lemari lalu memakainya. Setelahnya Melly keluar dari kamar, melangkah menuruni undakan tangga satu persatu.

Saat dirinya sudah di lantai dasar, Melly tidak menemukan sang Mama maupun Abangnya. Biasanya kedua orang tersayangnya itu berkumpul diruang keluarga sekedar menonton siaran di layar lebar di ruang keluarga.

"Bi Murni,"sapa Melly melihat Bi Murni sedang menyiapkan teh.

"Eh non Melly, mau apa non?"

Melly mengambil gelas dan bubuk kokoa, lalu berjalan menuju Bi Murni.

"Bi, boleh minta air panasnya dikit gak?"tanyanya dengan senyuman di wajah.

Bi Murni mengangguk, "Ya boleh atuh non, masa non Melly minta air panas dikit gak Bibi kasih. Banyak juga boleh atuh."

Melly mengangguk, ia menuangkan sedikit air panas kedalam gelas lalu mengaduk airnya agar bubuk kokoa menyatu dengan air.

"Non Melly gak kedepan?" tanya Bi Murni.

ILHAM UNTUK MELLY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang