23 Mulai Menerima

10.1K 886 5
                                    

kamu tidak akan pernah bahagia bila kamu sendiri menolak untuk bahagia

Sofiatul Mellyana

~ILHAM UNTUK MELLY~

NrAida

Koreksi Typo

Happy Reading

Bismillah

Melly menjadi lebih baik setelah seminggu yang lalu ia menceritakan semuanya kepada Amelia. Berulang kali Amelia menguatkan Melly dan meminta Melly untuk bertanya pada dirinya sendiri apa yang harus dilakukan dan apa yang ia rasakan.

Amelia juga mengatakan kalau dirinya tidak salah selama ini karena posisinya Melly sama sekali tidak mengetahui yang sebenarnya.

Amelia meminta Melly untuk berdamai dengan dirinya sendiri lebih dulu, mencoba menerima apa yang sudah ditetapkan oleh Tuhan. Melly menarik nafasnya, apa yang dikatakan oleh sahabatnya ada benarnya.

Mungkin Melly memang harus mencoba menerima kehadiran Ilham di dalam hidupnya. Menerima status dan kehidupan barunya. Meski sulit tapi Melly harus mencobanya. Papanya pasti tidak akan memilih pria yang tidak baik untuk dirinya.

Tanpa Melly sadari pun, entah sejak kapan sosok Ilham memang sudah menggantikan nama Raka yang pernah mengisi hatinya. Dalam waktu singkat, Ilham mengambil hatinya dengan mudah dengan sikapnya.

Hari ini, sejak seminggu lalu Melly selalu pulang larut malam, keadaan rumah tampak sepi. Biasanya Mama dan Abangnya duduk di ruang keluarga menonton televisi tapi tidak selama satu minggu ini. Mamanya lebih sering berada di dalam kamar dan Abangnya sibuk dengan pekerjaannya.

"Non Melly baru pulang? Sudah makan, non?" tanya Bi Murni begitu membukakan pintu untuk Melly.
Kepulangan Melly selalu di sambut oleh Bi Murni.

Bi Murni melihat wajah Melly sedikit pucat. Pasti Melly belum makan lagi. Melly menggeleng, dia tidak nafsu makan. "Gak usah Bi. Bi Murni buatin teh jahe aja, gak pakai gula."

"Baik non ... Bibi buatin." Bi Murni menghela nafasnya menatap punggung putri majikannya naik ke atas. Bi Murni berlalu ke dapur membuat teh jahe yang di minta Melly.

Melly masuk ke dalam kamarnya, kepalanya terasa pusing dan perutnya bergejolak tidak enak. Melly langsung melangkahkan kakinya ke kamar mandi menumpuhkan isi perutnya. Hanya cairan bening yang keluar karena dirinya belum makan sejak siang. Lambungnya kambuh.

Ilham masuk ke dapur, ia melihat Bi Murni sedang memanaskan air. "Melly sudah pulang, Bi?" tanyanya.

Bi Murni menoleh ke arah Ilham lalu mengangguk mengiyakan. "Sudah den ... non Melly pucat mungkin telat makan."

Ilham memejamkan matanya sejenak, Melly selalu saja mengabaikan waktu makannya. Kemarin saja Melly harus di paksa oleh Mega agar mau makan barang sesuap saja, jika tidak di paksa maka Melly tidak akan makan.

"Siapkan makanan biar saya yang bawa ke kamar."

"Siap den"

Bi Murni langsung menyiapkan makanan untuk Melly setelah siap Ilham membawa makanan dan minuman ke kamar Melly. Teh yang tadi di seduh Bi Murni tidak Ilham bawa, dengan perut kosong tidak baik Melly meminum teh jahe tanpa gula itu.

Ilham mengetuk pintu kamar Melly beberapa kali, namun Melly tidak kunjung membuka pintu kamarnya. Ilham menarik handel pintu dan terbuka, ternyata Melly tidak mengunci pintu kamarnya. Ilham langsung masuk ke dalam, melihat ke setiap sudut kamar. Melly tidak ada di kamar.

ILHAM UNTUK MELLY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang