27 Istri Saya

12K 834 22
                                    

Hidup memang perlu sedikit dibumbui drama agar tidak terlalu mengambang. Tidak terlalu datar. Karena air yang mengalir di sungai pun mengalami hambatan dalam perjalanannya menuju ke hulu.

~ILHAM UNTUK MELLY~

NrAida


Koreksi Typo

Happy Reading

Bismillah


Jangan terlalu menaruh harapan pada manusia karena terlalu berharap hanya akan menuai kekecewaan. Ali Bin Abi Thalib pernah berkata; Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia.

Di dunia ini tidak perlu berharap lebih karena pada dasarnya dunia ini sifatnya fana. Dan semua yang terlihat belum tentu benar adanya. Fatamorgana ..., dunia itu ilusi.

Begitupun dengan cinta, tidak perlu berlebihan apalagi sampai merendahkan diri hanya untuk mendapatkan cinta yang diinginkan. Itu hanya obsesi semata. Di bumi Allah ini begitu banyak manusia, lantas mengapa harus mengharapkan cinta dari satu manusia? Seperti itulah manusia, Allah memberi begitu banyak cinta dan kasih sayang tapi masih berharap kepada makhluk-Nya.

Di sinilah sekarang Melly berdiri, di depan sebuah gedung yang menjulang tinggi berdiri dengan begitu kokoh. Melly melangkahkan kakinya memasuki gedung perusahaan, matanya sesekali melihat sekitarnya. Banyak karyawan yang berlalu lalang.

Melly tersenyum, ia datang lebih cepat dari yang di minta Ilham. Sengaja, mengingat jalanan pasti akan sangat macet nanti, jadi lebih baik Melly datang lebih awal.

Di sela langkahnya Melly berhenti tepat di depan resepsionis, Melly lupa menanyakan di lantai berapa ruangan Ilham.

"Assalamualaikum, permisi."

"Wa'alaikumussalam, ada yang bisa saya bantu?"

Melly mengangguk, ia membaca nama resepsionis yang bertugas pada name tagnya. "Saya ingin bertanya, ruangan Ilham di lantai berapa ya Mbak Anggun?"

Anggun, perempuan itu melihat penampilan Melly dari atas sampai bawah lalu tersenyum. "Ilham?" ulang Anggun kembali bertanya dengan raut sedikit bingung.

Melly mengangguk. "Iya, Mas Ilham ... eum, Ilham Bagaswara."

Anggun mengangguk-angguk,
"Baik, sebelumnya dengan siapa saya bicara? Sudah membuat janji sebelumnya?" tanyanya ramah.

Melly mengernyit dirinya memang tidak membuat janji secara formal dengan Ilham tapi Ilham sendiri yang memintanya datang. Apa itu bisa dikatakan janji temu?

"Saya Melly, saya sudah ada janji pribadi dengan Mas Ilham."

"Saya akan menghubungi sekretaris Pak Bagas dulu, mohon menunggu sebentar."

Melly tersenyum, ia mengangguk lalu berjalan menuju sofa yang terletak di dekat pintu masuk. Melly memeluk rantang kecil yang dibawanya.

Di ruangannya Ilham duduk tenang di kursinya tidak mempedulikan ayah dan anak yang tengah duduk di sofa di hadapannya.

"Nak Ilham, jangan terlalu fokus pada pekerjaan." ujar Pak Bimo.

Ilham hanya mengangguk sebagai jawabannya, tangannya setia membubuhi tinta hitam di atas kertas.

"Pa, Bagas itu pekerja keras. Wajar kalau Bagas lebih mentingin kerjaannya." Tasya tersenyum lembut menatap Ilham yang terlihat jauh lebih tampan dengan raut seriusnya.

ILHAM UNTUK MELLY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang