20 FlashBack (2)

7.2K 705 7
                                    

Memiliki namun tidak bisa meraih. Dekat namun terasa begitu jauh.

ILHAM UNTUK MELLY

NrAida


Koreksi Typo

Happy Reading

Bismillah


Di pagi yang sedikit mendung ini, seorang gadis tengah asik berputar-putar dengan tas ransel di punggungnya dan selembar roti di tangan.

Gadis itu Melly, pagi ini ia sudah rapi, sudah siap berangkat ke kampus untuk menjalankan misinya menimba ilmu. Melly mengigit rotinya, ia berlari kecil ke ruang tamu—di mana sekarang Papa, Mama dan sang Abang duduk menunggu dirinya.

"Papaaaa."

Melly tersenyum lebar, ia langsung berdiri di samping sang Papa. "MasyaAllah, cantiknya putri Papa ini. Udah siap ke kampusnya, yah. Di antar Papa atau Abang aja?"

Melly mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di dagu, berfikir. Lalu dirinya tertawa kecil," Mau diantar Papa aja. Besok, kan Papa pergi." ucapnya senang.

Dandi tersenyum, ia mencium kepala putrinya sayang. Rendi dan Mega tertawa kecil melihat tingkah Melly yang sangat tidak bisa lepas dari Dandi.

"Yaudah, sama Papa ya. Mama sama Abang langsung berangkat aja, nanti Papa langsung nyusul."

"Iya, Pa."

Melly merangkul lengan Papanya, ia melambaikan tangannya kepada Mega dan Rendi.

"Dadaaahhh, Mama, Abang."

Mega tersenyum dan ikut membalas lambaian tangan Melly, begitupun dengan Rendi.

"Ayo, Ma. Mereka pasti udah nungguin kita."

Mega mengangguk, mereka masuk ke dalam mobil dengan Rendi yang duduk di kursi kemudi lalu menjalankan mobil keluar dari perkarangan rumah mereka menuju tempat yang sudah di tentukan.

Melly bersandar pada pundak sang Papa, matanya menatap lurus ke depan. Melihat jalanan yang di penuhi kendaraan.

"Papa, besok perginya berapa lama?" tanya Melly kemudian memecahkan keheningan di mobil.

"Berapa lama yah? Kalau Papa gak pulang lagi, bagaimana?"

Melly mencubit punggung tangan Papanya, ia berdecak kesal mendengar jawaban dari sang Papa. "Ih, Papa nyebelin! Papa harus pulang. Melly gak mau jauh-jauh dari Papa!"

"Hahaha ... kenapa gak mau jauh-jauh dari Papa, hmm?" goda Dandi. Membuat sang Putri kesal memang kesenangan tersendiri untuk Dandi. Apalagi sekarang putrinya sudah cemberut.

"Gak mau! Pokoknya Papa harus pulang cepat."

"Iya sayang, Papa usahakan yah sayang pulang cepat. Udah jangan cemberut gitu."

Melly mengangguk, "Janji yah?" Melly menjulurkan jari kelingkingnya ke depan wajah sang Papa. Dandi tertawa, lalu mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingkingnya putrinya.

"Janji."

"Janji adalah hutang, kalau Papa gak tepati janji berarti Papa berhutang sama Melly."

"Putri Papa udah besar, yah?"

Dandi mengelus kepala putrinya yang tertutupi khimar berwarna hijau muda.

"Iya dong. Melly udah delapan belas tahun. Udah kuliah juga."

ILHAM UNTUK MELLY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang