06 Tak Di Anggap Ada

9.6K 844 2
                                    

Mungkin saat ini kehadiran kita tidak dipedulikan. Tidak pernah di anggap ada, namun tidak menapik bila suatu hari nanti kita akan menjadi orang pertama yang di cari. Tetaplah bertahan ditempat sampai kehadiran kita diterima dan dipedulikan.

~ILHAM UNTUK MELLY~

NrAida


Koreksi Typo

Sebelum baca pencet 🌟 dulu yah

Makasih :)

Happy Reading

Bismillah




"Bang Rendi cepat, nanti aku telat!"

Melly sudah tidak sabar lagi menunggu Abangnya tidak kunjung turun dari kamarnya. Melly tidak mau sampai terlambat bertemu dengan kliennya. Lebih tepatnya Melly tidak mau membuat orang menunggu lama kedatangannya.

Sebenarnya Melly bisa saja langsung berangkat sendiri tapi Abangnya itu tidak pernah mengizinkan Melly pergi sendiri, apalagi menaiki taksi atau ojek online meskipun Melly pernah diam-diam memesan ojek online tanpa sepengetahuan abangnya. Tidak hanya Rendi yang melarang tapi juga sang Mama pun melarang.

Kesal? Tentu saja Melly sangat kesal, gadis itu diperlakukan seperti anak kecil oleh abangnya sendiri. Padahal umur Melly sebentar lagi genap dua puluh dua tahun tapi mengapa keluarganya selalu melarang dirinya berangkat ke Cafe atau kemanapun seorang diri? Melly 'kan sudah bisa menjaga dirinya sendiri.

Melly dan Rendi sudah berbaikan tiga minggu lalu. Rendi meminta maaf kepada adiknya atas sikapnya, Rendi mengatakan jika dirinya seperti itu karena hanya ingin yang terbaik untuk adiknya.

"Kamu pergi bareng Ilham aja Ly ... Abang masih lama."

Melly mendongak melihat Abangnya memunculkan kepalanya dari atas lalu kembali berlari masuk kekamarnya.

"Abanggggg."teriak Melly kesal.

"Diantar Ilham aja, perut abang masih sakit, Ly." balas randi ikut berteriak.

Melly melirik Ilham duduk diam di sofa sambil menyesap teh. Santai sekali. Melly tidak mau berangkat di antar Ilham, mereka tidak sedekat itu.

Melly sudah biasa berteriak seperti tadi, jika dulu saat Ilham baru pertama kalinya menginap dirumahnya Melly selalu menjaga sikapnya tapi melihat sahabatnya abangnya itu betah sekali menginap dirumahnya membuat Melly mengesampingkan sikap kalemnya. No jaim jaim club.

Melly melihat jam di dinding, waktu terus berjalan tapi abangnya tidak kunjung turun juga.

"Abaaannngggggggg."

Kali ini Melly berteriak lebih kencang dari biasanya sampai membuat Ilham terkejut mendengar suara kencang Melly dan langsung mengalihkan matanya dari macbook di tangannya, melihat Melly kini menghentak-hentakkan kakinya dilantai.

Teriakan Melly sampai menggema keseluruh sudut rumah sampai Bi Murni yang sedang mencuci piring hampir saja memecahkan piringnya.

Melly menarik nafas dalam-dalam setelah berteriak kencang. Sangat menguras tenaga dan juga tenggorokannya terasa sakit sampai dirinya terbatuk-batuk.

"Kenceng banget kamu teriaknya, Ly? Gak putus pita suara kamu, huh?"

Melly menatap kesal abangnya dengan sangat santainya menuruni tangga padahal dirinya sudah terlambat sejak lima menit tadi.

ILHAM UNTUK MELLY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang