Ekstra Part (1)

11.9K 821 18
                                    


Koreksi Typonya yah

Happy Reading

Bismillah




Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Mengalir seperti air, berlalu seperti angin. Jalani saja, meski tetap berdiam diri di tempat waktu tidak akan berhenti melainkan terus berputar semakin cepat. Begitulah kehidupan.

Di pertambahan usianya yang ke dua puluh tujuh tahun Ilham tak hentinya bersyukur. Bersyukur karena sekarang Melly sudah berada di sisi dirinya. Bersyukur dengan selalu mengingat bahwa usianya sudah berkurang karena pada dasarnya angka usia memang bertambah tapi juga berkurang. Detik demi detik, waktu kita berada di dunia akan semakin terkuras karena bagaimana pun kita manusia akan kembali kepada-Nya.

Dan tak terasa tujuh bulan lagi usia pernikahan Ilham dan Melly akan menginjak enam tahun. Enam bulan mereka sudah tinggal bersama. Banyak hal yang mereka lakukan untuk saling mendekatkan diri masing-masing. Selama enam bulan terakhir ini Melly merasa dirinya menjadi perempuan yang paling bahagia karena Ilham memperlakukan dirinya dengan sangat baik. Lebih dari kata baik, Ilham menjadikan Melly seperti seorang ratu di istananya.

Sikap manisnya tak pernah henti membuat jantung Melly berdebar, semakin hari rasa cinta itu semakin tumbuh. Semakin besar dan dalam.

Melly membuka pintu ruang kerja Ilham, ia melangkah masuk ke dalam dan mendapati Ilham tengah berdiri menghadap jendela menatap keluar ruangan.

"Mas Ilham," Melly menepuk pelan punggung Ilham.

Ilham berbalik menghadap Melly, "Ada apa?" tanyanya lembut, tangannya terulur mengusap sudut bibir Melly yang terdapat sisa cream di sana.

"Di panggil Abi, anak-anak udah datang."

Ilham mengangguk, lalu merangkul Melly keluar dari ruang kerjanya. "Kamu makan apa?" Melly mendongak melihat Ilham yang juga tengah menatap dirinya. Melly tersenyum, "Cream, dikit aja kok. Habisnya manis." jawabnya.

Ilham mengangguk dengan senyuman di wajahnya. Ilham mencubit gemas pipi Melly yang semakin hari semakin berisi.

"Jangan terlalu banyak makan manis, ya."

"Iyahh,"

Ilham dan Melly sampai di ruang tamu, di sana anak-anak sudah duduk rapi. Ilham tersenyum saat anak-anak itu melambai padanya. Mereka semua sudah mengenal Ilham begitupun dengan Ilham yang selalu menyantuni anak-anak itu.

"Ly,"

Melly menoleh, melihat sang Mama yang memanggil dirinya untuk duduk di sampingnya. Melly mengangguk pelan.

"Mas, aku duduk di samping Mama, yah?"

Ilham tersenyum, mengusap kepalanya. "Iya, sayang."

Melly tersenyum malu, kemudian langsung menghampiri sang Mama. Ilham ikut bergabung dengan Abinya yang duduk bergabung bersama anak-anak.

"Teh," sapa Bella sembari melambaikan tangan si kecil Kevin kepada Melly. Melly mencubit gemas pipi Kevin.

"Mama, Abang masih lama?" Melly bertanya. Mega mengangguk, "Antri katanya, sabar ya. Udah kepengin banget ya?" Mega mengusap punggung tangan putrinya. Melly tersenyum kecil lalu mengangguk semangat. "Banget, Ma."

"Kevin boleh sama aku, gak?"

"Boleh atuh," Bella memberikan Kevin kepada Melly yang di sambut semangat oleh Melly. Melly mengelus-elus kepala Kevin, sesekali menoel pipi gembulnya.

ILHAM UNTUK MELLY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang