25

365 43 30
                                    

Re-publish: Sabtu, 29 April 2023.

***

Rasanya seperti mendapat nomer lotre bagi VA yang sekarang berhasil memiliki mobil kembali setelah pertimbangan panjang oleh empat kekasih mereka. Sebenarnya pertentangan keras selalu terjadi setiap meminta mobil dikembalikan.

Tapi ... setelah berkali-kali berusaha, membujuk-rayu dengan cerewet, bahkan mengeluarkan jurus rahasia, akhirnya bugatti putih mereka dikembalikan dengan banyak persyaratan yang berkaitan tentang keselamatan berkendara.

Lagipula, sekeras apapun Diki, Nero, Vino, dan Afka melarang membawa kendaraan, mereka tetap tidak mau menurut. Malah diam-diam memberontak dengan cara licik, entah itu menghindar, atau berwajah masam setiap saat.

Dan hari ini, selesai semua mata kuliah, mereka langsung menuju rumah Vino untuk menjemput mobil kesayangan yang dibelikan ketua geng Demonic Kings itu, mengendarai motor dengan beriringan di jalan raya.

NGUEEEEEENGGGG!!

"Ajegile. Kaget gue." Fia memekik tertahan sambil sebelah tangan mengelus dada.

Motor matic yang dibawa sedikit oleng karena terkejut melihat aksi beberapa pengendara motor trail menyalip dengan suara knalpot sangat kencang.

Di boncengan motor, Sherly juga misuh-misuh berzikir, mengingat tuhan hanya di saat-saat tertentu.

"Gak ada otak, ngagetin aja," maki Mina di boncengan motor Nenden sambil mengelus dada juga.

Dua motor matic itu di apit oleh empat super car dari depan, belakang, kiri, dan kanan, membuat tak ada celah untuk menghindari pengawasan.

"Bocil nantangin," kata Nenden kesal.

Jika saja mobil hitam Diki tidak menghalangi di depan, sudah pasti Nenden meladeni tantangan si pemilik motor berknalpot cempreng itu.

Pengendara trail yang sepertinya sebuah geng itu memelankan motor untuk sejajar dengan rombongan empat mobil dan dua motor. Salah satu laki-laki dengan lengan diikat kain merah mengulurkan tangan ke arah mobil hijau, milik Vino, yang mengawal di sisi kiri motor Fia dan Nenden.

Mengacungkan jempol terbalik dengan senyum menantang yang tidak bisa dilihat lawan di balik helm full face.

Vino menurunkan seluruh kaca mobil, membuang puntung rokok yang sejak tadi dinikmati dengan santai.

Melihat tantangan diabaikan, pria tak dikenal itu menjadi kesal, membuka kaca helm untuk menunjukkan tatapan tajam. "Gak usah belagak lu! Mentang-mentang bawa mobil mahal, dikira bisa nguasain jalan pake gaya rombongan begini?! Duit palingan masih minta dari orang tua. Anak Mami lo!" hardiknya.

Vino hanya melirik, masih anteng menyetir dengan satu tangan, sedang tangan lain bertengger di bingkai jendela.

"Ngehujat tanda tak mampu," balas Vino dengan senyum mengejek sebelum menaikkan setengah kaca mobil, enggan menanggapi serius.

"Sialan! Berenti gak kalian?! Baku hantam kita!" teriak laki-laki di trail naik pitam dengan balasan Vino.

Satu laki-laki di motor lain ikut memepet mobil Vino dan Afka –yang posisi menjaga di belakang.

"Kalian nantangin kita, HAH!? Belum tau kita siapa di sini?! Turun gak kalian semua!" teriak emosi laki-laki yang di samping mobil Afka.

Sherly memutar bola mata kesal, diam-diam melepas kedua sepatu di kaki, membidik serius, lalu melempar ke arah pria di dekat mobil Vino, disusul pria di samping mobil Afka.

Villain Angels { Sudah Terbit }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang