11

443 58 30
                                    

Re-publish: Sabtu, 6 Agustus 2022.

***

Setelah sejenak mengatur tarikan napas, Sherly menatap Audrey dengan tatapan teguh kemudian.

Hamil, heh?

"Lo punya bukti?" tanya Sherly serius.

Audrey diam sesaat sebelum mengangguk dan merogoh tas jinjing di tangan kanan, mengeluarkan sebuah tespack kecil dan menyerahkan pada Sherly untuk dilihat.

Sherly tidak tertarik menyentuh benda itu, jadi hanya melihat dengan teliti pada dua garis yang tertera menandakan positif.

"Oke," angguk Sherly kemudian.

Menunjukkan kalau percaya dengan hasil benda itu, lalu merogoh saku celana jeans untuk mengeluarkan handphone, mengutak-atik sejenak sebelum menempelkan ke telinga kiri.

Tangan Sherly terangkat meminta diam saat Audrey akan bicara.

"Halo. Lo di mana? Gue tungguin di parkiran kampus."

Tanpa perlu menunggu kata balasan dari seseorang yang ditelpon, Sherly memerintah mutlak sebelum menutup sambungan telpon. Memasukkan handphone ke saku celana lagi, lalu menatap tiga sahabatnya yang masih diam menyaksikan.

"Kabarin gue kalo entar ke warung Mang Jojo, ya Kom. Gue mau beresin ini dulu," kata Sherly menatap Mina.

Mina mengangguk membalas, "oke."

Sherly ikut mengangguk, lalu menatap Audrey lagi. "Lo, ikut gue!" perintahnya lagi pada Audrey sebelum berlalu pergi dari tempat itu.

Zoya dan Nila sempat menatap tiga sahabat Sherly yang tetap berdiri di tempat, mengulas senyum kemenangan seakan sudah bisa menebak ke mana hasil obrolan ini bermuara.

"Cantik-cantik kok murah," cibir Nenden dengan bersidekap di dada.

"Sama kayak tak-tiknya, murahan," tambah Mina, menyandarkan punggung di loker.

"Klise," timpal Fia juga.

Ketiganya menatap kepergian Sherly diiringi Audrey, Zoya serta Nila dengan pandangan remeh. Walaupun di awal tadi sungguh terkejut dengan berita yang Audrey katakan. Tapi sesaat kemudian sudah bisa mengendalikan diri lagi dan berfikir rasional.

Hamil?

Jelas-jelas Vino itu bucinnya Sherly.

Drama yang Audrey bawa sungguh tidak bermutu.

"Ya udah sih. Kita ngantin aja lah," kata Fia kemudian dengan tangan dikibaskan acuh.

Nenden dan Mina mengangguk, ketiganya berjalan meninggalkan loker menuju kantin kampus untuk makan siang yang sempat tertunda beberapa menit.

***

Tidak butuh waktu lebih dari sepuluh menit untuk Vino tiba di area parkiran kampus dari ruang kelas. Mengedarkan pandangan mencari sosok sang pacar, alis bertaut samar saat melihat Sherly berdiri di dekat sebuah mobil berwarna kuning-hitam, bersama tiga gadis tidak asing.

Vino mendekat, perasaan mengatakan ada sesuatu yang terjadi, tapi tidak tau hal baik atau buruk. Langkah Vino terdengar di basement kampus yang senyap, berhasil membuat empat kepala gadis itu menoleh.

"Kenapa, Sei?" tanya Vino dengan senyum ringan seperti biasa.

Tidak mendapat balasan, Sherly tetap berwajah datar lalu menunjuk Audrey dengan dagu.

"Apa sih?" tanya Vino mengkerut dahi, tidak mengerti dengan ekspresi datar gadis itu.

"Kalian berdua bisa pergi?" tanya Sherly pada Zoya dan Nila yang sejak tadi mengekori.

Villain Angels { Sudah Terbit }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang