Re-publish: Selasa, 2 Mei 2023.
***
Fia mengerutkan dahi terganggu oleh silau cahaya matahari yang menyorot langsung ke mata, merubah posisi tidur semakin meringkuk, kening mengernyit lagi saat hidung mencium bau asing tapi terasa familier di hidung.
Perlahan kelopak mata yang tertutup itu bergetar sebelum terbuka dan menyipit melihat objek di depan wajah, urat kekesalan timbul di dahi Fia saat menyadari bagaimana posisi tidur.
Plak!
"Akh!"
Dengan kesal Fia pukul lengan di depan yang mempertontonkan ketek di pagi hari ke mata sucinya. Membuahkan pekikan serak karena terkejut dari korban pukulan yang masih tidur, mendadak terbangun.
"Apa sih, Fi? Pagi-pagi udah mukul," gerutu Zen yang tidur di samping Fia.
"Ketek lo ngerusak pemandangan pagi gue, tolol!" maki Fia sengit.
Zen berdecak, merubah posisi dari tidur telentang berbantal lengan sendiri menjadi tidur miring membelakangi jendela, menarik sehelai kain tipis yang dijadikan selimut.
Fia duduk sambil menggaruk sisi kepala guna mengumpulkan sisa-sisa nyawa yang masih tercerai-berai. Menatap sekitar tempat tidur yang ternyata masih di ruang bermain basecamp. Tidak hanya dia dan Zen tidur di ruangan ini, tapi semua anggota geng DK terhampar, seperti korban longsor di posko keamanan.
Beberapa selimut dipakai bersama, berbagi dari ujung ke ujung ruangan. Hanya beberapa orang memakai bantal, sisanya tergeletakan saja di lantai.
Fia di tengah ruang bermain bersama seorang gadis lain anggota DK yang diketahui bernama Zaskia, ada juga Zen, Reano, dan Gio. Sulit untuk menjelaskan posisi karena kaki dan kepala tidak menentu letaknya masing-masing.
Di salah satu sudut ruangan Nenden bersama Viky dan Fajri serta beberapa anggota DK lainnya. Di sudut lainnya pula ada Sherly dengan Floren, teman Zaskia, dan anggota DK juga.
Memutar kepala ke sisi lain, Fia temukan Mina berbaring nyaman di sofa berselimut tebal. Di samping sofa, Zaki tiduran di bawah dengan jaket sebagai bantal kepala.
Fia mendengkus samar, dilihat dari sisi manapun, orang akan setuju mengatakan bahwa Zaki selalu mengistimewakan Mina. Walaupun VA juga diistimewakan, tapi rasanya tetap ada bagian spesial untuk Mina bagi laki-laki itu.
Seperti sekarang, di saat mereka semua terhampar di lantai dengan satu selimut berbagi untuk lima orang, atau kepala tanpa alas, Mina malah dengan nyaman di sofa sendiri berselimut untuk diri sendiri juga. Pasti Zaki yang menempatkan di sana tadi malam saat semua orang mabuk.
Menghembuskan napas, Fia mencari keberadaan tas, menemukan di dekat kaki Deril dan langsung diraih, merogoh tas sebentar lalu mengeluarkan handphone untuk melihat jam.
Pukul 09.45 pagi.
Ah! Untung VA hari ini tidak ada mata kuliah di kampus, jadi aman, entah pukul berapa malam tadi tidur karena terlalu asik bermain truth or dare hingga bangun menjelang siang seperti ini.
Kuapan terdengar tak jauh, gadis dengan rambut mekar seperti singa ungu itu menoleh mendapati Nenden tengah menggeliat sambil menguap, mengerjap beberapa kali sebelum sadar tengah ditatap.
"Udah bangun, Fi? Pagi amat," tanya Nenden dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Pagi pale lu! Ini udah mau siang," balas Fia sengit sambil membenahi baju dan rok.
"Jam berapa emang sekarang?" tanya Nenden lagi sambil ikut duduk.
"Seperempat lagi jam sepuluh," jawab Fia lempeng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain Angels { Sudah Terbit }
Teen Fiction[ 🔞 Dewasa ] [ Sequel Troublemaker Girl ] [ Tamat: Bab utama lengkap; bonus bab ada di Karyakarsa ] . . ~~~}{~~~ Villain Angels hanyalah kumpulan empat gadis normal biasa, hanya saja cara menjalani hidup yang berbeda, tidak ingin terikat pada apapu...