Re-publish: Rabu, 3 April 2023.
***
["Gue lagi di basecamp XXX."]
"Ikut!! Kita nyusul ke sana, ya Jek!?" teriak Nenden menggebu membalas kalimat Zaki di telpon.
["Becek tempatnya, abis ujan. Gak usahlah, kalian ke basecamp di B aja."]
VA yang mendengar larangan itu kompak cemberut menatap layar handphone hitam milik Nenden. Sedang duduk berembuk di kantin kampus setelah menyelesaikan mata kuliah terakhir, kuliah sore, tapi sekarang sudah senja menjelang malam.
Menelpon karena berencana ke tempat Zaki berada untuk mengajak bertemu, ingin menanyakan suatu hal, tapi ternyata sedang di basecamp yang lain.
"Ya terus kalo becek kenapa? Emang dipikir kita anak manja yang takut lumpur?" tanya Fia sengit.
Telpon yang sudah di-loudspeaker diletakkan di tengah meja agar suara bisa didengar dan suara Zaki terdengar.
["Bukan gitu. Gue larang kalian ke sini karena emang lagi gak kondusif buat kalian datengin."]
Zaki mencoba memberi penjelasan agar Villain Angels jangan datang dulu untuk waktu dekat ke basecamp.
["Udah. Kalian fokus ngampus aja beberapa hari ini. Gue juga udah bilang doi kalian buat jangan ngijinin ke basecamp yang ini. Gua matiin, bye."]
"Heh! Jek! Woi! Jeki! Anjir dimatiin!" Sherly mengumpat karena Zaki mematikan sambungan telpon sepihak tanpa menunggu balasan yang pastinya berupa protesan.
Berpangku kaki di kursi, lalu mendengkus.
"Sok sibuk. Emang apa sih yang dia urus di basecamp itu?" tanya Nenden mencibir, memangku dagu di atas meja kantin dengan tangan memutar-mutar handphone di meja.
"Curiga ada transaksi ilegal, kan di sana tempat strategis buat hal negatif," celetuk Mina yang sejak tadi hanya diam mendengarkan sambil mengunyah kacang mete.
Keempatnya kemudian diam, lalu bertukar pandang satu sama lain dengan sorot mata bermusyawarah. Sama-sama memainkan ekspresi, menggerak-gerakkan alis dan isyarat tubuh saling memberi kode.
"Oke, let's go!" seru Nenden dan Sherly bersamaan semangat, mengepalkan tangan sambil bangkit berdiri.
Fia dan Mina menyusul berdiri, meraih tas yang teronggok di kursi, lalu meninggalkan meja kantin. Tidak perlu bicara dengan mulut lagi untuk saling mengerti isi pikiran satu sama lain, cukup menatap maka sudah bisa menebak apa keinginan dalam kepala.
Seperti sekarang ini, tujuan tentu saja basecamp XXX tempat Zaki berada, tidak peduli sudah dilarang, justru malah membuat semakin ingin datang ke sana.
Soal doi?
Mudah saja, tinggal tidak perlu ijin dan matikan handphone agar tidak bisa dilacak.
"Heh, kalian!!"
Seruan dari arah belakang menghentikan empat gadis itu yang baru ingin menuruni undakan tangga koridor ke parkiran kampus.
Menoleh serempak, menemukan Zoya, Nila, dan Rini berjalan mendekat, kurang satu dari mereka, Audrey.
"Kenapa, Mbak?" tanya Mina, berbalik menghadap Zoya yang bersedekap menatap.
"Kalian apain Audrey?!" tanya Zoya seperti menahan emosi.
Kedua alis Mina terangkat, karena tidak bisa hanya mengangkat sebelah, menatap Zoya seperti baru saja diberi pertanyaan 'Siapa yang dapet arisan minggu depan?'
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain Angels { Sudah Terbit }
Jugendliteratur[ 🔞 Dewasa ] [ Sequel Troublemaker Girl ] [ Tamat: Bab utama lengkap; bonus bab ada di Karyakarsa ] . . ~~~}{~~~ Villain Angels hanyalah kumpulan empat gadis normal biasa, hanya saja cara menjalani hidup yang berbeda, tidak ingin terikat pada apapu...