Re-publish: Selasa, 2 Agustus 2022.
***
Sherly bangkit dari duduk nyaman di sofa empuk setelah melihat jam tangan silver di pergelangan menunjukkan pukul 11 siang, harus pergi ke kampus sekarang karena ada mata kuliah siang dengan dosen killer.
"Udah jam sebelas, guys," kata Sherly saat tidak mendapati tiga sahabatnya beranjak.
"Eh, iya. Ada kelas kita," sahut Mina baru tersadar setelah melihat jam hitam di pergelangan tangan sendiri.
"Kalian ke kampus?" tanya Deril, padahal belum cukup puas mengobrol dengan keempat gadis itu.
"Yes." Nenden mengangguk ikut bangkit berdiri.
"Kapan ke sini lagi?" tanya Deril lagi, ikut berdiri dari lesehan di lantai.
"Belom tau," jawab Mina mengangkat bahu ringan.
Deril menghembuskan napas tidak puas, sangat sulit untuk bisa bertemu tanpa kebetulan, mereka seakan pejabat tinggi yang memiliki begitu banyak kesibukan. Walaupun VA sudah bergabung hampir satu tahun dengan DK, tapi kehadiran bisa dihitung jari di markas, itu juga alasan beberapa anggota DK meragukan kemampuan VA yang notabene direkrut langsung oleh ketua dan wakil ketua geng.
Yang mempercayai sepenuhnya kemampuan VA hanya orang-orang yang melihat langsung perkelahian mereka dengan ketua DK.
"Masalah Syakira, kalian mau dia digimanain?" tanya Zaki memperhatikan keempat gadis itu merapikan penampilan tanpa perlu menggunakan cermin.
"Sante. Kalian gak perlu ngurus, biar kita aja," jawab Sherly kalem.
Zaki mengangguk, mengangkat tangan saat diajak ber-high five ria sebelum benar-benar pergi. Deril bahkan membuntuti hingga ke pintu keluar, sempat menawarkan apakah perlu dikawal ke kampus, tapi tentu saja ditolak dengan candaan geli.
***
Pukul 21.30 malam, sebuah bugatti putih melesat cepat membelah jalanan ibu kota, di tengah lampu-lampu jalan menyusuri aspal menuju jalan yang semakin sunyi.
Semakin lama, di kiri dan kanan hanya terlihat pohon dan bangunan kosong, hanya lampu mobil yang menyorot memudahkan menyetir.
Hingga akhirnya samar-samar cahaya oranye tertangkap mata penghuni dalam mobil.
"Pelosok amat nih tempat," gerutu pelan Mina sambil melihat kiri kanan yang sepi.
"Biar bisa mabok-mabokan sama esek-esek," sahut Nenden yang tengah memainkan game dalam handphone di kursi belakang.
Mina mengangguk setuju, kali ini posisi duduk di depan, Nenden dan Sherly di belakang tengah mabar game online. Fia tetap menyetir, lebih santai dari tadi siang, tentu saja santai dalam kamus Fia itu artinya tidak asal menabrak, kecepatan tetap tinggi.
Semakin dekat dengan sumber cahaya oranye, baru menyadari itu ternyata berasal dari api unggun yang berkobar.
"Pendaratan gak akan mulus lagi," ujar Fia dengan tawa canggung.
Nenden dan Sherly spontan mematikan game di handphone untuk berpegangan di jok, sedangkan Mina memejamkan mata erat memegang dashboard.
Detik selanjutnya body depan mobil berhasil mendapat lecet tambahan karena telat mengerem hingga menabrak drum kosong dan langsung rubuh menimbulkan suara nyaring, padahal bekas goresan tadi siang saja belum ditangani, sekarang bertambah penyok di dekat plat.
Suara drum tumbang berhasil membuat penghuni gedung terbengkalai itu berbondong-bondong keluar dari tempat remang-remang. Berhenti tak jauh dari api unggun untuk melihat siapa pelaku pembuat kerusuhan di basecamp mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain Angels { Sudah Terbit }
Teen Fiction[ 🔞 Dewasa ] [ Sequel Troublemaker Girl ] [ Tamat: Bab utama lengkap; bonus bab ada di Karyakarsa ] . . ~~~}{~~~ Villain Angels hanyalah kumpulan empat gadis normal biasa, hanya saja cara menjalani hidup yang berbeda, tidak ingin terikat pada apapu...