39

252 55 31
                                    

Re-publish: Rabu, 10 Mei 2023.

***

Lima hari berlalu sejak malam kejadian itu, kondisi VA tidak ada perubahan, masih kritis. Segala pemeriksaan dan tahapan penyembuhan sudah dilakukan, operasi pengangkatan cairan asing dari pembuluh sudah dijalankan, dan luka-luka luar dijahit, diperban hampir seluruh tubuh menjadi seperti mumi tertidur di atas brankar.

Ruangan perawatan juga dipisah, selang-selang penunjang kehidupan melekat pada setiap inci tubuh. Infus dan berbagai jarum tertancap di kedua punggung tangan dan lengan, hidup sekarang bergantung pada semua alat medis.

Biaya perawatan untuk satu bulan ke depan sudah dibayar penuh oleh Gio, sedangkan biaya operasi dan segala macam tindakan lainnya ditanggung Zaki.

Anggota DK menjenguk silih berganti setiap hari, di depan ICU tidak pernah kosong dari penjenguk yang didominasi laki-laki. Setiap berkunjung ke rumah sakit, anggota DK akan mengubah gaya berpakaian yang dari berandalan menjadi lebih rapi dan sopan agar tidak diusir satpam.

Nero duduk di kursi di samping ranjang rawat Mina, menggenggam tangan gadis itu yang dililit perban kasa. Sudah makan siang beberapa menit lalu, sekarang hanya duduk seperti hari-hari sebelumnya, menunggu perubahan sekecil apapun.

Perhatian Nero sedikit buyar dari wajah mumi Mina, satu tangan merogoh saku celana untuk mengeluarkan handphone yang bergetar panjang, panggilan masuk dari ID bertulis 'Zaki' tertera di layar.

Menggeser icon gagang telpon warna hijau, Nero menempelkan benda pipih itu ke telinga kiri.

"Apa?" tanya Nero ingin langsung to the poin.

[ "Kenapa baru ngangkat, goblok! Buka link yang gua kirim!" ]

Suara tidak ramah Zaki menyapa dengan makian, membuat kerutan dalam tidak senang muncul di dahi Nero.

"Gue gak punya waktu main hp," balas Nero sengit, masih punya dendam pada wakil ketua DK itu.

[ "Liat link itu dulu makanya! Penting, tentang VA!" ]

Zaki berseru tidak santai. Membuat Nero harus menjauhkan sedikit handphone dari telinga.

"Iya!" Nero akhir mengalah dengan geraman kesal.

Mematikan sambungan telpon dan membuka room chat dari Zaki, mengunjungi link yang dikirim menuju platform video, sebuah video berita yang sepertinya ditayangkan hari ini tampak di layar dengan judul.

"Remaja tawuran berujung maut."

Nero bangkit berdiri dari kursi, melepas genggaman tangan dari Mina dan berjalan ke luar ruangan perawatan untuk menonton. Begitu di luar, duduk di salah satu kursi dan memutar video dengan volume rendah.

"Telah ditemukan sejumlah pria di salah satu jalan di daerah H tanpa nyawa dan luka-luka. Korban meninggal berjumlah dua puluh tiga orang, enam belas orang terluka tembak dari senjata api, delapan orang sisanya kritis dengan luka tusuk senjata tajam ..."

Pembawa acara berita memaparkan berita kriminal dengan wajah lurus ke kamera, Nero menelan ludah gusar sebelum menaikkan satu volume untuk lebih jelas didengar.

"Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian daerah H masih menyisir TKP untuk menyelidiki motif dari kejadian ini. Dugaan sementara semua ini terjadi karena pertikaian antar geng bermotor."

Sampai selesai video diputar, wajah Nero semakin mendatar, tanpa perlu menduga siapa pelaku juga sudah tau adalah korban di tangan VA.

Sebenarnya dalam lima hari ini, mama Mina sempat beberapa kali mengusulkan untuk melaporkan kejadian yang dialami VA ke pihak polisi, tapi Zaki, Nero, dan Diki melarang dengan alasan belum tau motif pelaku.

Villain Angels { Sudah Terbit }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang