30

337 49 14
                                    

Re-publish: Selasa, 2 Mei 2023.

***

Lima orang pria, berbadan kekar, besar, dan berotot, terlihat tergeletak di tanah taman dengan wajah lebam membiru, antara sadar dan pingsan. Sedangkan pelaku dua gadis cantik bertubuh langsing dengan setelan hodie unyu.

Fia dan Sherly mendekati tempat Mina dan Nenden yang masih berdiri tenang bersandar di tiang lampu taman. Mengambil kembali kantong plastik berisi gorengan dan menjauhi tempat para preman setengah pingsan itu.

Nenden mengedarkan pandangan ke sekitar yang atmosfer mendadak terasa aneh.

"Itu yang ngerekam temen gue baku hantam, hapus gak lo!?" seru Nenden ke arah beberapa orang yang memegang handphone.

Telunjuk Nenden menyapu ke semua orang, tatapan tajam mengancam, sangat tidak pas dengan penampilan.

"Pede banget ngira kita ngerekam. Biasa aja kali mukanya, Mbak," balas salah satu perempuan di satu kursi taman, di samping seorang laki-laki mesem-mesem ke arah VA seperti berusaha menutupi tatapan terpesona.

"Awas aja kalo gue nemu video kejadian ini nanti, gue cari yang ngerekam!" Nenden mengancam dengan wajah tidak bersahabat, melotot pada si perempuan yang membalas sinis.

"Kalian meresahkan pengunjung di sini, Mbak, mending pergi aja deh, sebelum didatengin satpam," usir perempuan kisaran dua puluh tahunan itu lagi sambil merapikan rambut sok cantik.

Bukan tanpa alasan sinis pada gadis-gadis itu, semua karena kekasihnya sekarang menunjukkan keterpesonaan. Selain cemburu, iri juga pada mereka yang bisa dibilang memiliki wajah cantik, dan bisa berkelahi.

"Mbak palelu! Emang muka gue setua apa?! Gak usah diusir juga kita pergi. BHAY!!" ujar Nenden lebih ketus sebelum mengajak tiga sahabatnya berlalu pergi dari sana.

Kompak Fia dan Sherly membuang muka saat melewati perempuan duduk itu, Mina mengibaskan rambut. Berlalu pergi dengan langkan lebar, selain kesal juga ingin mencari warung untuk beli minum, berkelahi membuat haus.

Mina merogoh saku celana saat merasakan handphone di sana bergetar, sebenarnya sudah sedari tadi merasakan getar itu, tapi diabaikan karena sedang sibuk, baru sekarang bisa mengecek.

Panggilan masuk dengan ID bertulis Neon-kun terlihat di layar handphone, Mina berkerut dahi sebelum mengangkat telpon dan menempelkan ke telinga.

"Hal-"

["Ngangkat telpon doang gak bisa, sibuk banget?"]

Belum selesai sapaan Mina keluarkan, pertanyaan Nero memotong lebih dulu dengan suara datar.

"Em- ... gak denger, soalnya gue silent," jawab Mina menggaruk sisi kepala kikuk.

["Lo silent apa emang sengaja gak ngangkat? Kalian gak ngampus? Bolos? Ngapain? Kok dari GPS kalian ada di taman?"]

"Buset. Nanya satu-satu ngapa. Gue jawab yang mana dulu nih?" balas Mina cengengesan seakan ada Nero di depan.

Nenden yang berjalan di depan menghentikan langkah begitu tiba di dekat penjual minuman dingin, Fia memesan empat minuman sebagai perwakilan, Sherly yang bertugas memungut uang.

["Semuanya."]

Mina celingukan sesaat, memastikan tidak ada Nero di sekitar atau mobil laki-laki itu terlihat di mana saja.

"Kita bolos mata kuliah pertama aja kok. Nanti juga ke kampus. Ini emang lagi di taman, jalan-jalan," jawab Mina, satu tangan merogoh saku celana lain untuk mengeluarkan duit dan menyerahkan pada Sherly.

Villain Angels { Sudah Terbit }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang