7

507 58 15
                                    

Re-publish: Kamis, 4 Agustus 2022.

***

Alis Fia berkerut samar saat mendengar dering familiar dari handphone yang tergeletak di atas meja nakas. Dengan mata tertutup meraba meja untuk meraih benda sumber suara itu, menggeser icon hijau samar di penglihatan dan menempelkan ke telinga tanpa melihat siapa si penelpon.

"Hmm?" tanya Fia bergumam malas.

[ "Fi, lu dimana? Bisa ke arena sekarang gak?" ]

Suara bertanya menyapa gendang telinga Fia, dengan kuapan mengantuk, melirik nama yang tertera di layar handphone sekaligus melihat jam.

Diki.

22.07 WIB.

"Di rumah. Gue udah tidur, males," jawab Fia lempeng.

[ "Afka mabok. Dari tadi disuruh pulang gak mau." ]

"Ya terus? Apa urusannya sama gue?" tanya Fia masih malas-malasan menyahut.

[ "Udah ditempelin dua cewek tuh, takutnya Afka khilaf ngira itu lu. Soalnya dari tadi dia bilang mau sama lu aja, kan ngeri kalo dia ngira salah satu cewek itu lu." ]

Penjelasan panjang Diki tidak sepenuhnya Fia dengar, hanya beberapa kata seperti mabok, ditempelin dua cewek, khilaf, itu saja.

Menyibak selimut, Fia menggaruk kepala setengah kesal. "Nyusahin deh jadi manusia. Ya udah, gue otw nih," gerutunya sambil bangkit duduk.

[ "Oke. Gua juga mau jemput Nenden. Oh btw, malem ini Vino sama Nero balapan." ]

Fia bergumam saja sebagai balasan pemberitahuan, mematikan telpon saat dirasa tidak ada yang penting dibicarakan lagi. Mengusap wajah sebelum menghela napas panjang, dering telpon terdengar lagi cukup mengagetkan Fia yang baru ingin beranjak.

Nama Sherly tertera di layar dan segera diangkat.

[ "Fi, gue jemput lo sepuluh menit lagi, oke? Siap-siap." ]

"Oke," balas Fia tanpa basa basi bertanya lebih lanjut.

Telpon ditutup dan Fia segera beranjak turun dari kasur, hanya mengenakan tank top hitam serta celana pendek segera memakai jeans silver dan jaket putih diresleting separuh, memasuki kamar mandi untuk mencuci wajah dan gosok gigi saja.

***

"Kenapa mesti jemput gue juga sih." Nenden menggerutu sambil membuka pengait helm sebelum digunakan.

"Gua gak mau jadi obat nyamuk sendirian, Vino pasti sama Sherly, Afka diurus Fia, Nero sekarang jemput Mina juga," balas Diki yang sudah duduk di atas motor.

"Ya mereka kan ada alesannya! Mina sama Sherly liat balapan doi mereka. Fia palingan ngejemput si Afka, terus kita?? Mending gue tidor!"

Nenden masih bersungut-sungut jengkel, tidur terpaksa terpotong hanya karena jemputan Diki malam-malam buta, padahal tadi siang tidak ada rencana akan ke manapun.

"Udah deh. Gak usah nyerocos. Besok gua traktir seblak," kata Diki, mengambil alih helm dan memasangkan ke kepala Nenden dengan cepat dan menyuruh naik.

Villain Angels { Sudah Terbit }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang