8

505 62 90
                                    

Re-publish:  Kamis, 4 Agustus 2022.

***

Fia sentuh dagu yang terasa nyeri, mendesis saat perih terasa dan darah bercampur kerikil kecil terlihat di jari telunjuk.

"Dia! Dia punya gue! Lo siapanya sih?! Sok banget dari tadi!" teriak gadis B pelaku penerjang Fia hingga lecet mengeluarkan darah.

Fia melirik Afka sejenak yang tidak bergerak dari tiduran di tanah, lalu berdecak jengkel menatap dua gadis yang menghadang.

Merunduk meraih tas yang sempat terlempar jatuh dan memegang erat lagi, menegakkan tubuh, tangan Fia melayangkan tas lagi ke wajah gadis B sekuat tenaga, sialnya berhasil dihindari dan gadis itu tersenyum sengit membalas tatapan jengkel Fia.

Kepala Fia terdongak tiba-tiba saat jambakan menghinggapi rambut dari gadis A, satu sikutan dari Fia membuat jambakan terlepas dengan mudah, berganti Fia renggut rambut coklat curly itu dan mendorong kuat ke arah tanah hingga terjerembab.

"Akh!" Gadis A memekik tertahan saat pundakndiinjak Fia dengan tekanan kuat.

"Gak ada skill gak usah sok keras," kata Fia cuek, menatap gadis B yang nampak menjadi ragu antara maju atau tidak.

"Ngomong-ngomong tadi lo bilang apa? Dia punya lo?" tanya Fia, jari menyelipkan anak rambut ke belakang telinga, lalu terkekeh merendahkan.

"Ngaca sebelum ngomong itu penting, Gurl," kata Fia melanjutkan.

Bertumpu pada punggung gadis A, Fia melompat ke arah gadis B dan memberikan tinju ke wajah, tapi tinjuan berhasil dihindari. Pergelangan tangan Fia ditangkap dan ingin dipelintir oleh gadis B, sayangnya, Fia lebih cepat memulas lengan sendiri untuk lepas dari pelintiran dan memukul dahi gadis B dengan telapak tangan yang satunya.

Seakan dengan tenaga dalam hingga si gadis B termundur dua langkah, kemudian tendangan memutar menyusul ke kepala dari Fia hingga tersungkur ke samping, darah keluar dari hidung dan sudut bibir gadis B yang robek.

Fia menoleh pada gadis A yang baru merangkak ingin bangun, merunduk mencengkeram kerah baju dan rambut belakang gadis itu, menyeret sebelum melempar ke arah gadis B hingga bertubrukan.

"Uhuk! Sialan!" umpat gadis B terbatuk, kepala terbentur untuk ke sekian kali.

"Lonte sialan! Itu cowok gue! Berani banget lo nyerang kita di sini! Belom tau ini tempat dikuasain siapa?!" Gadis A berteriak murka karena merasa dipermalukan di tempat umum.

"Bodo amat."

Fia mendengkus sinis, melengos berbalik menuju Afka yang masih tergeletak, berjongkok dan mengguncang hodienya.

"Bangun woi! Jangan nyusahin bisa gak jadi cowok?!"

Dengan kesal Fia tarik tali hodie Afka untuk membuat duduk, dan perlahan Afka membuka mata lagi yang seperti sangat sulit diregangkan.

"Pulang?" tanya Afka serak sambil menggaruk kepala seperti orang linglung.

"Iy-"

"Anjing!"

Bukan Fia yang mengumpat, bahkan kalimat tidak selesai terucap karena kepala sudah ditendang hingga jatuh tersungkur ke kiri.

Afka yang berseru marah sampai terlonjak, segera menatap nyalang si pelaku yang membuat pacar unyu terancam gegar otak, meski masih mabuk, Afka bangkit berdiri dengan limbung, menatap gadis curly emosi.

"Lu nendang kepala pacar gua," desis Afka sambil melangkah.

Semakin lama langkah semakin cepat, membuat dua gadis itu mundur tanpa disadari, terkejut bahwa fakta gadis yang mereka lawan adalah pacar dari si cowok yang dibuat mabuk beberapa menit lalu.

Villain Angels { Sudah Terbit }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang