10

481 56 58
                                    

Re-publish: Jum'at, 5 Agustus 2022.


***

Satu troli masing-masing didorong oleh Nenden dan Mina, sudah mulai berkeliling minimarket sejak dua puluh menit lalu, niat awal hanya ingin membeli camilan, tapi sepertinya tidak akan semudah itu melewatkan barang lain.

Troli Nenden sudah setengah penuh oleh berbagai camilan dan minuman berbagai bentuk bungkus, sedangkan troli Mina juga hampir penuh oleh banyak barang, dari keperluan mandi hingga skincare dibeli untuk stok, mumpung ada duit.

"Enakan ini apa ini, sih?" tanya Mina meminta pendapat pada Nenden yang memperhatikan rak biskuit.

Nenden menoleh, menatap dua jenis coklat batangan di tangan Mina. "Yang bungkus merah manis banget sih, kayak janji mantan. Kalo yang bungkus biru agak ada pait-paitnya dikit kayak hidup kita," katanya mereview disertai candaan ringan.

Mina terkekeh, memasukkan kedua jenis coklat ke troli, lalu mencari coklat dalam bentuk lain.

"Bukannya lo gak suka coklat yang manis banget, Min?" tanya Nenden, kembali berkutat dengan bungkus biskuit di rak juga.

"Mau dikasih ke Kajul," jawab Mina ringan sebelum mendorong troli maju.

Nenden menoleh sekilas sebelum mendengkus pelan, tau siapa yang dimaksud, kemudian ikut mendorong troli ke rak coklat, mengambil asal dua jenis coklat berbeda dan memasukkan ke troli.

"Kapan ngasihnya?" tanya Nenden saat beriringan mendorong troli ke box es krim.

"Kapan-kapan," jawab Mina tertawa pelan.

Nenden tersenyum geli, ragu kalau coklat itu benar-benar akan diberikan nanti. Menggeser kaca penutup box di bagian atas dan memilih es krim berbagai rasa.

"Udah lama gak ke rumah Kajul, ya," gumam Nenden sambil mengambil dua cup es krim rasa vanilla.

"Hooh. Sejak kuliah ... maybe?" balas Mina, tangan menggeledah ke dalam box dingin dan meraih beberapa cup es krim berbeda rasa.

"Hmm. Kapan-kapan kayaknya perlu kita samperin ke kampusnya deh," kata Nenden manggut-manggut, memasukan es krim ke dalam troli belanjaan.

Mina mengangguk, memasukkan lima cup es krim pilihan ke troli dan membawa ke box berbeda.

"Gak kita samperin beberapa bulan, bisa jadi dia kangen," kata Mina, membuka box buah.

"Woiyajelas! Kita yang ngangenin ini pastilah dikangenin. Kita kasih surprize entar kapan-kapan," balas Nenden mengangguk semangat.

Mina ikut mengangguk, memasukkan beberapa bungkus buah potong ke troli.

"Udah kali ya ini," gumam Mina menatap troli yang sudah penuh.

"Gue udah segini aja sih," kata Nenden menatap trolinya juga yang tidak kalah penuh.

Dua gadis itu membawa belanjaan ke meja kasir, untuk diri sendiri saja sudah sebanyak itu, apalagi satu keluarga?

Dan setelah bayar berbayar di kasir, mereka keluar dari minimarket dengan membawa banyak kantung plastik di dua tangan, menuju parkiran depan nampak cukup kesulitan.

"Tau gini gue bawa mobil aja tadi," gerutu pelan Nenden saat mengaitkan plastik belanjaan di motor.

"Punya gue, gue pegang aja deh, udah penuh itu kaitannya," kata Mina melihat pengait di motor sudah penuh dengan belanjaan Nenden saja.

Villain Angels { Sudah Terbit }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang