29

369 49 47
                                    

Re-publish: Selasa, 2 Mei 2023.

***

Sebagian orang berkata jodoh adalah cerminan diri kita sendiri.

Sebagian lagi berkata jodoh itu saling melengkapi, yang artinya tidak sama.

Begitu juga dengan jodoh para VA, empat laki-laki tampan dengan prestasi tidak kalah membanggakan ini. Kehadiran ibarat pawang untuk gadis-gadis yang liar, mengambil alih tugas yang sebenarnya dulu diemban oleh Zulvy bertahun-tahun.

Semua orang juga sepakat mengatakan Diki itu berpikiran dewasa, mengatur Nenden dengan pola pikir, bisa mengimbangi kegilaan dengan kedewasaan.

Orang-orang juga setuju kalau Nero itu terlihat dingin di luar, tapi penuh perhatian. Terutama melimpahi perhatian pada Mina, seperti bucin tapi dengan cara lebih manis, hingga tidak bisa ditolak si gadis tosca yang terkenal bandel.

Vino dan Afka yang tengil, justru bisa mengimbangi keberangasan Sherly dan Fia yang aslinya terlampau cuek pada apapun di sekitar, dua gadis berhati batu malah berhasil diluluhkan dua laki-laki petakilan.

Kekerasan yang selalu Sherly berikan, terkadang tidak bisa tahan diterima orang lain, tapi Vino bisa.

Keketusan dan kejutekan Fia si mulut pedas, malah bisa dilawan Afka yang ceplas-ceplos dan tidak ada jaim-jaimnya.

Ini mungkin definisi jodoh saling melengkapi.

Namun ...

Di balik sifat manusiawi empat laki-laki itu di depan pacar, terdapat sisi lain yang berbeda, yang tidak semua orang ketahui dan miliki, yang mereka tutupi dari publik.

Afka, Diki, Nero, dan Vino adalah mantan anggota geng Demonic Kings, geng yang dikenal dengan kebrutalan anggotanya dalam hal kejahatan jalanan, geng yang sekarang juga dimasuki oleh VA.

Kekejaman yang diajarkan Demonic Kings jelas pernah merasuk pada empat laki-laki itu, dulu hingga sekarang pun sama, hanya saja tidak pernah terkeluarkan.

Bugh!

Duak!

Diki, Afka, dan Nero mundur beberapa langkah dari sosok yang tergeletak tidak berdaya di lantai berdebu gedung usang itu. Napas memburu, lelah, tapi emosi tidak sepenuhnya menghilang meski sudah memukuli korban hingga babak belur dalam beberapa hari terakhir.

Orang itu terbatuk-batuk sambil menyentuh perut yang keram, seluruh tubuh terasa remuk redam, tidak hanya lebam yang bersarang tapi juga luka dan pergeseran tulang.

"Ke-Kenapa ... ka-lian ... uhuk!- la-laku-in ini ke- ... aku?" tanya lirih orang itu dengan wajah yang sudah hampir sulit dikenali akibat membengkak, mengeluarkan sisa-sisa tenaga terakhir.

"Karena lo alasan cewek gue celaka," balas Nero dingin, menatap datar sosok meringkuk di lantai itu.

"Karena lo alasan cewek gue masuk rumah sakit," tambah Diki, wajah ramah menjadi mengerikan berubah sedatar teflon penggorengan.

"Karena ketemu lo, cewek gue jadi inget masalalu!" Afka mengakhiri dengan tendangan keras ke lutut membuahkan erangan kesakitan dari korban.

Suara langkah kaki mendekat mengalihkan perhatian mereka ke sumber suara, Vino mendekat dengan raut terkagum-kagum melihat orang yang terkapar pasrah di lantai.

"Waw, akhirnya kalian ngabisin dia abis tiga minggu disekap. Mau dihajar sampai kapan?" tanya Vino enteng, berjalan mendekati sebuah kursi bekas mengikat orang itu, dan duduk di sana.

Villain Angels { Sudah Terbit }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang