18

369 53 30
                                    

Re-publish: Selasa, 25 April 2023.

***

Saat masih di SMA, Villain Angels pernah mengalami kecelakaan hebat yang hampir merenggut nyawa. Namun, keajaiban Tuhan berkata lain, mereka berhasil selamat dari lubang maut setelah berbulan-bulan melewati masa koma. Kejadian itu tidak bisa dilupakan orang-orang di sekitar dengan mudah, terutama karena alasan sebelum kecelakaan itu terjadi.

Bangkit dari ambang kematian tidak membuat mereka bisa langsung sehat seperti sedia kala. Berbulan-bulan harus menjalani terapi karena beberapa anggota tubuh kaku untuk digerakkan. Selama masa itu mengambil cuti sekolah sementara, hampir satu tahun sepertinya berfokus pada kesehatan semata. Hingga akhirnya bisa melanjutkan lagi sekolah, mengejar ketertinggalan pelajaran, dan lulus diusia menginjak sembilan belas tahun.

Sejak itu pula, empat laki-laki yang dulunya hanya murid baru di SMA mereka menjadi sosok paling mengenal VA. Paling peduli dan paling besar rasa kasih sayang diberikan, setia menemani selama di rumah sakit dan di masa sulit.

Mengertikah kalian seperti apa rasanya memiliki hutang budi pada orang lain? Itu yang dirasakan Villain Angels selain rasa cinta.

Mereka yang sebelumnya hidup seperti tanpa punya rumah, akhirnya tahu rasanya dipedulikan, dikhawatirkan, disayangi, dicintai, dan dilimpahi perhatian. Walaupun bukan dari keluarga, tetap saja rasanya menyenangkan memiliki tempat untuk pulang.

Itu salah satu alasan mengapa selama ini Villain Angels tidak pernah bisa menentang sikap diktaktor empat laki-laki itu, ditambah juga sekarang Zulvy ikut berkomplot menekan agar tobat dari dunia kelam geng-gengan, sangat sulit bagi melawan lima laki-laki dominan di sekitar mereka.

Walaupun ada lima laki-laki hebat di sisi yin mereka, ada juga beberapa orang di sisi yang yang tidak bisa diabaikan. Seperti Zaki, wakil ketua geng Demonic Kings, Reiki, si ketua Demonic Kings, Varo, ketua geng Burn Wings, dan sederet kenalan anggota geng lain.

VA paling tidak bisa menolak orang tampan, jika hilang dari dunia malam jalanan, maka otomatis akan jauh dari para cogan. Hidup akan hambar tanpa permainan, percintaan, dan perkelahian.

"Pulang sekarang?" tanya Diki merangkul pundak Nenden yang berdiri di koridor depan kampus.

Nenden yang semula memeluk tubuh sendiri guna menghalau udara dingin, menoleh, kemudian mengangguk. Sepertinya akan turun hujan sebentar lagi, karena sejak tadi angin terus berhembus.

Diki melepas jaket, menyampirkan ke pundak Nenden. "Mau ujan kayaknya," katanya yang juga menatap langit mendung, merangkul kembali si pacar lebih erat.

"Ekhem! Misi, di sini masih ada orang loh."

Deheman dari arah samping membuat Diki melirik, lalu tersenyum mengejek, sementara Nenden tetap menatap lapangan di depan.

"Ngiri aja. Jomblo, ya?" ledek Diki pada tiga gadis sahabat Nenden itu.

Mina pelaku yang berdehem segera membuang muka sinis, Fia memutar bola mata dan bersedekap, Sherly mendengkus sarkastis mencoba pura-pura tidak mendengar.

Mereka sejak tadi berdiri di koridor depan kampus setelah semua mata kuliah selesai, tinggal menunggu pacar masing-masing untuk mengantar pulang.

"Sorry, siapa yang lo bilang jomblo?" celetuk tanya sebuah suara lain.

Sherly menoleh merasakan pelukan hangat dari belakang, mengerjap lambat menangkap wajah Vino yang begitu dekat tengah tersenyum.

"Gue gak bilang, ya, tapi nanya," elak Diki lempeng.

Villain Angels { Sudah Terbit }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang