15

417 60 24
                                    

Re-publish: Senin, 24 April 2023.

Terakhir aku revisi dan update ini delapan bulan lalu ya, awkwkw

***

Pukul 07.45 pagi, sarapan ala rumah sakit dengan bubur hambar sudah diantarkan suster lima belas menit lalu, dan selesai lima menit lalu.

Di ranjang rawat yang dihuni tiga gadis itu tidak ada siapa pun penjenguk pagi ini. Segelintir orang terdekat mereka memiliki jadwal masing-masing, kuliah, ataupun sibuk sementara waktu.

Tanpa mereka ketahui, di loby rumah sakit, Zulvy tengah bicara pada suster penjaga di meja resepsionis. Menanyakan letak kamar rawat gadis-gadis itu yang baru pagi ini diketahui mengalami kecelakaan.

Setelah diberitahu letak kamar, Zulvy bergegas meninggalkan resepsionis. Tidak butuh waktu lama untuk menemukan kamar tujuan, mengetuk sekilas sebagai permintaan izin masuk tanpa kata.

Cklek.

Tiga pasang mata itu serempak menoleh ke arah pintu yang terbuka dari luar, berbinar saat melihat Zulvy masuk dengan membawa sebuah keranjang buah di tangan.

"Kajul tau dari siapa kita di sini?" tanya Nenden saat Zulvy sudah di samping brankar, meletakkan keranjang buah di meja nakas samping.

"Sherly," jawab singkat Zulvy, mundur beberapa langkah untuk melihat tiga gadis itu dengan teliti.

Lama hanya menelisik keadaan, Zulvy menghela napas panjang kemudian, memilih duduk di kursi dekat ranjang Mina.

"Gimana bisa gini?" tanya Zulvy bersandar di kursi.

"Nabrak mobil orang," jawab Mina enteng.

Nenden membuka kertas transparan pembungkus keranjang buah, mengeluarkan apel untuk dimakan, lalu memberikan buah lain pada Fia dan Mina yang menengadah tangan.

"Kenapa bisa? Kalian ngebut?" tanya Zulvy lagi, memicing pada Fia dan Nenden yang diduga menyetir, tidak mungkin Mina karena hampir tidak pernah dibiarkan menyetir.

Tiga gadis yang tengah menggasak keranjang buah bawaan Zulvy itu mengangguk dengan wajah cemberut.

"Kalian ini ..." gumam Zulvy kehabisan kata-kata.

Punggung mendadak lesu, menatap ketiga pasien itu dengan intimidasi ringan. "Gue kan udah bilang, jangan suka ngebut-ngebut lagi, jangan suka nyari masalah. Kalian udah kuliah, pecicilan dikurangin dong. Gue gak mau kejadian pas di SMA keulang lagi, kalo masih ngeyel gue bikin kalian gak bisa ikut geng-gengan gak jelas itu lagi," cecar Zulvy panjang lebar mengomel persis seperti seorang ayah menasihati anaknya yang nakal.

"Bukan pengen kita gini, Kajul. Di kampus Kajul kita ketemu si bangsat Irfan. Jadi kita lari ngehindarin dia, eh malah nyipok kasar mobil orang di tengah jalan," balas Nenden mengutarakan alasan dengan wajah ditekuk.

Alis Zulvy terangkat sepersekian mili sebelum tertawa geli.

"Jadi kalian pergi karena ketemu Irfan? Astaga. Siapa sangka cewek-cewek barbar kayak kalian bisa lari kesetanan cuma karena satu cowok," katanya tidak menyangka, tawa geli berubah tawa keras merasa tergelitik dengan fakta baru itu.

Kompak tiga wajah gadis itu berubah datar, menatap Zulvy kesal tapi kelopak mata menurun malas.

"Ketawa aja terus sampe pita tertawa Kajul habis," sungut Mina bersidekap cemberut.

Zulvy menyentuh perut yang sakit karena tertawa, geli sekali mengetahui alasan kecelakaan sangat sepele. Sepertinya lain kali harus berguru pada Irfan agar bisa dijauhi gadis-gadis ini.

Villain Angels { Sudah Terbit }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang