Re-publish: Minggu, 7 Mei 2023.
***
Mobil bugatti yang dikemudi Nenden malam ini melaju membelah jalanan di pinggir ibukota, suasana gelap di kiri-kanan jalan memang familier selayaknya malam hari, tetapi tempat itu asing bagi VA.
"Ini bener alamat yang dikasih, kan?" tanya Nenden sambil menatap sekitar yang sunyi.
"Setahu gue bener sih ini nama jalannya," jawab Sherly, kepala toleh depan-belakang lewat kaca mobil untuk memastikan.
Tidak ada satu pun lampu jalan sebagai sumber penerangan, bunyi jangkrik dan hewan malam lainnya mendominasi di waktu hampir tengah malam.
Tujuan adalah alamat yang diberitahu laki-laki di telepon kemarin malam pada Mina. Tidak peduli apa masalah yang ada dan akan dihadapi, keinginan VA hanya mendengar tujuan di balik semua serangan lebih dulu orang itu di sepanjang hari tadi.
Laki-laki yang menelpon Mina bahkan belum diketahui namanya, tidak hanya mengancam, tetapi sungguhan mengirim foto itu pada pacar mereka. Paling parah, dia juga menyebar foto-foto hingga seisi kampus mencap VA murahan dan lonte.
Tidak hanya di mading, beberapa foto juga menyebar di dunia maya, media sosial VA banjir hujatan dan nyinyiran. Jadi malam ini, akan tuntaskan masalahnya, tentu saja setelah memikirkan konsekuensi paling buruk yang bisa terjadi.
Duk!
"Ahssshhh!" Mina meringis saat dahi membentur dashboard mobil karena Nenden menginjak rem mendadak.
"Kalo ngerem kira-kira dong," sungut Sherly sambil mengelus nyeri dan dagu.
"Kenapa berenti tiba-tiba sih, Nde-"
"Lihat depan." Nenden memotong gerutuan Fia yang sedang mengelus lutut karena benturan.
Kompak tiga pasang mata mengikuti instruksi untuk menatap ke depan, cukup tercengang melihat belasan orang berjejer memenuhi jalan seperti sudah menunggu kedatangan VA di sini.
Cahaya dari lampu dua buah mobil menyorot satu mobil yang baru datang.
Terkejut?
Tidak juga, karena ini jauh lebih sedikit dari yang dibayangkan sebelum berangkat tadi, hanya saja wajah orang-orang itu belum bisa dikenali karena silau. Meninggalkan segala barang bawaan seperti handphone dan tas di dalam mobil, VA beranjak keluar untuk berdiskusi dengan pihak sana.
Empat pasang mata itu memicing menghalau silau untuk bisa melihat siapa yang berdiri paling depan, seorang laki-laki dengan jaket hitam.
Atau biru malam?
Menatap tajam VA yang berjalan lamban mendekat.
Di samping laki-laki itu, berdiri seorang gadis dengan tangan bersedekap penuh arogansi menatap benci pada VA yang langsung bisa mengenali.
"Shit. Syakira," gumam Nenden mengingat siapa gadis dengan jaket army itu, jelas mengenali orang yang pernah adu ketangkasan bertarung dengannya.
"Syakira?" ulang Mina dan Fia kompak, setengah melotot menatap Syakira dan pasukan bawaan lawan.
Sherly diam saja mengamati, jalan ini hampir seperti jalan buntu, tidak ada penerangan atau apa pun, selain sebuah rumah kecil samar-samar terlihat, terabaikan di ujung jalan sana. Polisi pun mungkin tidak akan berpatroli sampai ke sini, karena jauh dari jalan utama.
"Oh, jadi ini permainan lo?" tanya Nenden begitu sudah berdiri berhadapan dengan dua orang itu.
Si laki-laki masih asing di mata VA, tidak dikenal, jadi tidak diajak bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain Angels { Sudah Terbit }
Teen Fiction[ 🔞 Dewasa ] [ Sequel Troublemaker Girl ] [ Tamat: Bab utama lengkap; bonus bab ada di Karyakarsa ] . . ~~~}{~~~ Villain Angels hanyalah kumpulan empat gadis normal biasa, hanya saja cara menjalani hidup yang berbeda, tidak ingin terikat pada apapu...