1

1.4K 115 52
                                    

Started re-publish: Selasa, 2 Agustus 2022.

***

Brak!

"ANJING! Lo mah gak kira-kira kalo nyetir, Fi," umpat salah satu dari empat gadis di dalam mobil korban penabrakan pagar sebuah rumah, membenahi letak kacamata yang melorot dan menyelipkan rambut ke belakang telinga.

Dua gadis di jok belakang meringis mengelus dahi yang baru saja berciuman dengan kursi depan. Menatap kesal pada sang pengemudi yang hanya cengengesan mengucap 'sorry' tanpa sesal.

Setelah merapikan kembali penampilan, keempatnya keluar dari mobil bugatti putih itu.

Dari pintu pengemudi, seorang gadis mungil keluar menyandang tas di pundak kanan, hodie kebesaran berwarna ungu muda berhasil menyembunyikan celana jeans putih pendek, senada dengan rambut ombre violet, mengenakan sepatu docksides putih melindungi kaki. Dia Fia Felysia.

Dari pintu di samping kemudi, keluar gadis berkacamata berbingkai coklat, senada dengan rambut bob. Tank top hitam dilapisi kemeja flanel coklat tanpa dikancing dan hotpans silver, serta sepatu converse hitam, ransel kecil bertengger di punggung. Dia Sherly Anindya.

Dari kursi belakang sebelah kanan, gadis berhodie orange besar dipadukan rok mini merah maroon  keluar sambil menyugar rambut pirang lurus, t-straps merah mengalasi kaki. Itu Nenden Shumaila.

Terakhir, dari kursi belakang sebelah kiri, gadis dengan sweater crop merah dipadukan rok hitam setengah paha, keluar sambil membenahi poni dan menyisir rambut tosca itu dengan sela-sela jari, flatshoes ballerina merah membungkus kaki. Dia Mina Maulie.

"Ancur juga lama-lama tuh pagar."

Suara penuh keluhan datang dari arah teras rumah membuat efek-efek kipas angin di sekitar empat gadis itu menghilang, serempak kepala warna-warni menoleh dan mengulas senyum lebar tanpa dosa, serempak pula tiga telunjuk mengarah pada Fia yang acuh tak acuh menggedikkan bahu.

"Belom ancur kok," kata Fia enteng.

Belom, artinya akan.

Laki-laki yang berdiri bersidekap dengan sebelah pundak bertumpu di pilar teras itu menatap penuh selidik pada empat gadis yang merunduk meneliti body depan mobil, gumaman khawatir tentang baret yang mungkin timbul bisa terdengar.

Dia Zaki Andrian, wakil ketua geng Demonic Kings –atau yang sering disingkat DK–.

"Kudu minta duit sama King buat servis tuh, ada gores dikit," kata Fia setelah melihat ada lecet di bumper depan mobil putih itu.

"Sekalian modif boleh gak sih?" tanya Nenden menaik turunkan alis dengan senyum lebar.

"Mana gue tau, gue kan bukan yang ngeluarin duit," jawab Mina mengangkat bahu ringan.

"Bisa kali, duit buat modif mah berapa sih, kecil buat dia," sahut Sherly jauh lebih enteng.

"Suka banget morotin orang kaya, heran," cibir Zaki dengan dengkusan pelan.

Tidak membalas, empat gadis itu hanya melirik pada Zaki sambil berjalan menjauhi mobil.

"Masih untung bukan lo yang kita porotin," kata Mina menepuk pelan bahu Zaki.

"By the way, kalian viral bulan lalu," kata Zaki mengalihkan topik.

Mina dan Sherly, yang berjalan di depan, menatap Zaki dengan alis sedikit terangkat.

Villain Angels { Sudah Terbit }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang