13 ▪ Menjelaskan semuanya

1K 266 7
                                    

***

"Hanum!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hanum!"

Hanum terlonjak bersamaan dengan pria asing itu, mendengar suara berat Genta kini terdengar memanggil namanya. Genta terlihat berlari mengampiri Hanum.

Setelah sampai didepan Hanum, tangan Genta langsung meraih pergelangan tangan Sekretaris barunya, menggengam. Sontak membuat Hanum melotot kaget.

"Saya mules Num, ayo pulang," ujarnya membuat Hanum melongo begitupun pria tampan yang masih ada disana. Genta dengan cepat menarik tangan Hanum sebelum Hanum membuka mulut.

Hanum memberi salam kepada pria itu, sedangkan dirinya ditarik paksa oleh Genta menuju pintu keluar.

"Tuan, ada apa sih?" tanya Hanum heran ketika sudah sampai diluar melepaskan genggaman Genta.

"Saya mules."

Hanun melongo, ia susah payah menelan rasa kesal, "bukankah didalam ada toilet Tuan?"

"Saya ga bisa buang air kalau itu bukan kloset saya."

"Ha?!" beo Hanum tidak paham lagi.

Genta mendecak kesal memandang Hanum. "Udah ayo masuk. Mau hujan nih."

Hanum mencibir kesal, merasa tidak enak begitu saja pada pria asing yang ia harus tinggalkan, pria itu pasti sedang terdiam kaget melihat Genta yang aneh ini.

Genta menarik gas dengan kencang membuat Hanum terkejut, Genta kenapa lagi coba. Hanum buat salah lagi. Perasaan dirinya diam-diam saja dari tadi. Genta memandang lurus jalanan kota, tak disangka dengan cepat hujan turun begitu deras membuat Genta dan Hanum mendecak.

"Tuhkan, kamu kelamaan sih," gerutu Genta menyalahkan Hanum.

"Loh ko saya? Padahal saya disana nungguin Tuan daritadi."

"Nungguin saya apa nyari cowok ganteng?" tanyanya membuat Hanum melotot.

"Maksud Tuan apa sih? Saya nunggu Tuan daritadi sambil minum, tapi anda tidak datang-datang," Hanum melengos lelah. Ternyata Genta memang semenyebalkan ini, sudah salah tidak mengaku pula.

Genta menghela nafas, kini menurunkan kecepatan mobilnya karena hujan deras.

"Kalau kamu nunggu saya? Kenapa kamu ga samperin saya aja. Narik saya, kaya tadi saya narik kamu pergi."

"Maksudnya?"

Genta tersadar, "eh maksud saya, ya kenapa kamu ga samperin saya ajah sih?"

 CEO Kocak ✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang