58 ▪ Im Sorry for everything

583 125 17
                                    

***

"Dokter, detak jantung pasien semakin melemah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dokter, detak jantung pasien semakin melemah."

Beberapa orang berpakaian hijau itu terlihat sibuk sekali, melaksanakan pekerjaan mereka didalam ruangan penuh cahaya. Unit Gawat Darurat.

Mereka bergerak cepat namun tetap tenang, membantu seorang manusia yang kini ada diatas brankar ruang operasi, dengan kedua mata terpejam.

Darah segar mengotori baju para Dokter dan Assistennya, alat-alat operasi juga tergelatak dengan darah menyelimuti. Pembedahan terhadap pasien laki-laki diatas brankar operasi baru saja selesai.

"Pasangkan Defibrillator," titah Dokter disana. "Cepat, detak jantung pasien kian menurun!"

Wanita disana mengangguk cepat, melaksanakan perintah Seniornya. Alat rumah sakit bernama Defibrillator itu diambil, segera dipasangkan olehnya.

Dokter Senior membuka area dada pasien yang keadaannya semakin melemah, ia memberikan suatu cairan diatas dada itu, lalu mengusapnya, menyebarkan diseluruh area dada.

Alat itu dipegang kendali oleh Dokter bedah senior berusia 55 tahun, ia menggesek-gesekan alat Defibrillator tersebut, lalu memandang wanita disana.

"80 joule, clear."

Setelah mengatakan itu, Defibrillator langsung ditempelkan didada pasien, membuat dada pasien tersebut terangkat keatas, lalu turun lagi. Kedua matanya terpejam rapat, nafasnya bahkan semakin terdengar tipis.

Dokter melihat layar kecil disamping pasien, layar yang menunjukkan garis hijau dengan angka-angkanya yang selalu menurun. Ia membuang nafas kasar, "naikkan, 100 joule clear"

"Baik, Dok."

Tegangan semakin tinggi, ketika alat itu ditempelkan kembali pada dada pasien, membuatnya terangkat semakin tinggi, namun garis hijau dan angka itu belum kunjung berubah, tak ada peningkatan sama sekali.

"Detak jantung semakin melemah, Dok."

"Denyut nadinya juga tidak ada perkembangan."

Dokter itu masih terus berusaha mengesek-gesek alat dengan cepat, kembali ditempelkannya sambil memandang wajah pasiennya. "Jangan menyerah, naikkan 120 joule!"

Wanita itu mengangguk sekali, melaksanakan perintah. Dada pasien itu terangkat sekian kalinya, mendapat tegangan dari alat rumah sakit. Dokter itu mendecak kasar, ia meletakkan Defibrillator lalu beralih memompa dada pasien, tidak terlalu kencang, ia melakukan teknik Rpj.

 CEO Kocak ✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang