45 ▪ Confused and Dendam mendalam

450 130 1
                                    

***

'Cinta itu masalah ketepatan waktu, jika kau masih meragu, kau akan kehilangan dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Cinta itu masalah ketepatan waktu, jika kau masih meragu, kau akan kehilangan dia.' - Nevertheeles 2021.

⚪️

Gerhan membekap mulut, terlihat lebay memang, tapi itu reaksi yang cocok untuk apa yang ia lihat sekarang. Kalau Genta tahu, mungkin Bos besar itu akan membom rumah sakit sekarang juga.

Sosok Galih, Kakak pertama Genta terlihat memberikan pelukan hangat serta akrab untuk Hanum. Gimana Gerhan ga kaget.

Ketika melihat bahwa Galih telah melepaskan pelukan pada Hanum, Gerhan menjauhkan wajah dari kaca. Ia berfikir, ini tidak bisa dibiarkan, bisa habis Gerhan nanti ditangan Genta. Gerhan panik, harus segera mengambil tindakan. Terobos aee lah!!

"Bonjour ladies and gentelmen. Selamat sore pasien dan tamu yang saya hormati,"

Bodoh. Memang. Orang ganteng juga bisa bego mendadak.

Hanum dan Galih tersentak kaget bukan main. Hanum melebarkan mata, melihat sosok laki-laki asing yang tiba-tiba masuk dengan heboh. Begitupun Galih, mulut pria itu bahkan hampir menganga.

Gerhan mengerjap, merutuki dirinya yang sangat bodoh ini, "bego, bego, bego anjir bego lu Gerhan bego!"

Gerhan dengan cepat menguasai dirinya, ia menurunkan tangan, semakin gugup Gerhan. Seperti biasa, Gerhan memasang wajah kalem andalannya.

"Hehe, maaf maaf, kaget ya?" tanyanya polos. Galih dan Hanum saling lirik. "Hehehe, maaf atuh. Kenalin, saya Gerhan Sandjaya," Gerhan mendekat, berbicara sopan. Galih mengangkat alis, mulai mengenali wajah kalem itu dan nama laki-laki tersebut. "Sandjaya? Oh, anda anaknya Tuan Luhan Sandjaya? Seorang Arstiek kan?"

Gerhan tersenyum, "tepat sekali, Kak Galih hehe."

Hanum yang masih diam pun  berusaha menghilangkan rasa gugup akibat ulah Galih tadi.

"Dia temannya Genta, Num, teman dekat,"

Hanum mengerjap, melirik Gerhan dengan ragu, yang dilirik pun ikut melirik. Kebiasaan Gerhan, memasang wajah tenang dan anteng dengan seribu tebaran manis. Hanum tersenyum samar, menunduk sebagai salam.

"Anda ngapain kesini? Ada urusan?" tanya Galih, padahal terdengar santai, tapi bagi Gerhan itu adalah sebuah petaka. Karena Genta, Gerhan harus mencari seribu alasan.

"Ah anu... Sa-saya kesini ..." Gerhan mengumpat dalam hati, kenapa dikondisi kepepet ini ia sama sekali tidak dapat pencerahan. "Disuruh Genta?"

 CEO Kocak ✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang