30 ▪ Sulit untuk mengetahui sebuah perasaan

517 178 6
                                    

***

"Cinta?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cinta?"

"Hm, lo udah masuk ke perasaan cinta, Ta. Lo bilang lo khawatir, bahkan ga mau kalau Hanum deket sama cowok lain, tanpa lo sadari, hati lo itu udah terikat sama Hanum."

Genta mendesah, memijit pelipisnya pening. Kalau memang iya, ia cinta dengan Hanum. Kenapa ia tak sadar akan hal ini?

"Gue kasih tahu ajah ke lo ya Ta, cinta itu datang ga bisa ketebak, lo ga bisa tahu kapan itu cinta bisa lo rasain, bahkan lo ga sekalipun sadar. Tapi, lo bakal sadar ketika rasa cinta itu udah berhasil buat lo kepikiran dan kacau. Kaya sekarang," jelas Ferdi dengan tegas, bahkan wajah pria itu serius sekali.

Sebagai sahabat Genta, tentu saja ia ingin hal yang terbaik untuk Genta. Apalagi yang Ferdi tahu selama ini, Genta bukanlah tipikal cowok yang sungguh-sungguh jika berhubungan dengan wanita. Memang tidak banyak wanita yang dekat dengan Genta, namun jika sudah dekat dengan wanita, Genta selalu tidak mau menseriuskan hubungannya.

Namun, jika sekarang nyatanya Genta sedang punya perasaan pada Sekretaris barunya itu, tentu saja Ferdi sangat merasa senang. Terlebih lagi dari penglihatan Ferdi terhadap Genta dan Hanum, Genta selalu posesif kepada gadis itu. Bahkan, CEO yang terkenal tegas namun kocak itu sukses dibuat kacau hatinya hanya karena gadis biasa.

"Gue mau yang terbaik buat lo Ta. Kalau emang ini waktunya lo harus serius, gue yakin lo bisa nanganin semuanya, dan nyatain perasaan lo dengan cepat ke Hanum, sebelum hal-hal yang ga lo inginkan itu terjadi."

Genta menggigit ujung bibirnya resah, "lo enak ngomong gitu anjir! Gue ga bisa gitu ajah nyatain perasaan gue sama Hanum."

"Ya, emang kenapa sih? Gini ya, Hanum itu kan sahabat kecil lo, bukannya hal itu justru buat semuanya semakin mudah?" tanya Ferdi, lama-lama tersulut emosi.

"Justru karena gue temen kecil sama Hanum Fer, gue ga bisa dengan gampang nembak dia. Karena kaitan temen itu," kata Genta dengan lantang. Ferdi memutar bola matanya. "G-gue yakin, Hanum pasti cuman anggap gue sebagai temen."

"Tapi gimana kalau Hanum justru suka sama lodari dulu," tebak Ferdi sekali nafas.

Genta terdiam. Hanum suka sama dia dari dulu, sepertinya tidak mungkin. "Lo harus cepet jujur sama Hanum. Lo cinta sama Hanum, lo harus kejar Hanum Ta, dan buat ikatan perasahabatan kalian berubah menjadi ikatan cinta."

***

Hanum melamun, menatap buku catatan penting perusahaan Devian dengan tatapan kosong, kelopak matanya menyayu, terlihat sekali bahwa gadis itu tak bersemangat kali ini. Hanum menarik nafas dalam, mengeluarkannya dengan lambat seiring dengan perasaan hatinya yang sangat tidak enak.

Otak Hanum terbayang, bagaimana ia menjawab pertanyaan Galih kemarin di cafe. Hanum termenung, apa ia sudah menyakiti perasaan Galih? Apa ia sudah berbuat kesalahan besar untuk Galih? Dimana saat pria itu menyatakan perasaanya pada Hanum, bagai diterjang ombak, Hanum sangat tak menyangka bahwa Galih memiliki perasaan untuknya. Dan, justru jawaban Hanum malah tak memenuhi harapan Galih. Karena, Hanum mempunyai perasaan berbeda untuk Dokter itu.

 CEO Kocak ✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang