31 ▪ Marah serta tak suka

517 162 3
                                    

***

"Dokter Galih, yuhuu!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dokter Galih, yuhuu!!"

Gadis dengan mata bundar itu masih saja bingung, karena sedari tadi belum mendapatkan balasan. Tangannya terangkat, ia sengaja goyangkan didepan wajah Galih. "Dokter Galih ganteng!! aku udah ada disini nih."

Galih tersentak, ia mengerjapkan mata segera mendapati seorang gadis remaja didepan meja pribadinya. Galih terkekeh samar, "Eh San, kapan kamu sampe? Kok udah ada disini saja."

Gadis bernama Sania itu mendecak seraya tertawa. "Dari tadi aku sampai, Dok. Suster suruh aku masuk buat nemuin Dokter Galih, eh pas aku masuk Dokter Galih lagi melamun, hati-hati loh Dok. Kata Kakek, kalau orang yang suka melamun itu bisa dihinggapi hantu, ihh apalagi ini kan rumah sakit," Sania bergidik sendiri dengan ucapannya. Galih tertawa mendengarnya.

"Dokter engga melamun, cuman tadi agak ngantuk aja," Galih terkekeh disela jawabanya. "Kamu datang sama siapa? Sendiri?"

Sania tersenyum lalu duduk dikursi tamu, ia membuka tas selempangnya. "Sama Ayah dong, tapi Ayah lagi ngobrol sama Dokter Edward."

Galih mengangguk, ia beranjak bangun, mengambil data penting dilemari sembari mengambil beberapa alat medis. "Yuk, mau langsung di cek saja kan?"

Sania mengangguk, "Yuk Dok," jawab Sania segera bangun dan menempatkan tubuh diatas brankar.

Galih tersenyum samar, ia menghela nafas dan mencoba untuk fokus. Tapi, bagaimana bisa ia fokus jika ucapan Hanum saat itu berhasil membuat Galih patah hati.

"Maafkan saya Tuan Galih, jujur saja, saya sudah menganggap anda sebagai Kakak saya, seorang Kakak yang sangat perhatian. Maafkan saya Tuan, saya tidak bisa menerima perasaan anda."

Galih mendecak kesal. Hanum, Galih berharap besar sekali bahwa gadis itu bisa memerima perasannya, nyatanya tidak. Apa Hanum sudah menyukai pria lain? Dan apakah Galih sudah terlambat?
________________________________________

Hanum berjalan melangkah menuju cafe perusahaan sendirian, jam sudah menunjukkan waktu istirahat sejak tadi. Tapi, Hanum telat karena harus mendampingi Genta berbincang dengan Ferdi dibalkon tadi. Hanum melangkah, dengan berkas ditangannya, berniat untuk memesan kopi dan snack saja lalu kembali ke mejanya.

Dahi Hanum mengernyit, dengan langkah yang ia pelankan, matanya membulat seiring dengan pandangannya yang semakin jelas. Rosa ada disana, tengah berbincang dengan Ayla. Pegawai perusahaan yang belakangan ini dekat sama Hanum.

"Hai, Num." Alya menyapa Hanum, tersenyum ramah. Hanum pun membalas senyuman dan sapaannya. "Hai juga, Ayla."

Rosa membalikkan tubuhnya, memandang Hanum dengan tatapan yang sama ketika ia pertama kali bertemu dengan gadis itu. "Selamat siang, Nona Rosa."

"Hm," jawab Rosa dengan deheman. Wajah Rosa datar, seakan memang tak suka karena kedatangan Hanum.

Ayla melirik Rosa dengan senyuman diwajahnya, "Kalau gitu saya permisi ya, mau pesen minuman dulu," ujar Hanum sopan, dan dijawab anggukan olah Ayla.

 CEO Kocak ✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang